sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bursa Asia Beragam saat Wall Street Terus Melaju

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
12/11/2024 09:35 WIB
Bursa saham Asia bergerak variatif pada perdagangan Selasa (12/11/2024), di tengah Wall Street Amerika Serikat (AS) yang melanjutkan kenaikan.
Bursa Asia Beragam saat Wall Street Terus Melaju. (Foto: Reuters)
Bursa Asia Beragam saat Wall Street Terus Melaju. (Foto: Reuters)

IDXChannel – Bursa saham Asia bergerak variatif pada perdagangan Selasa (12/11/2024), di tengah Wall Street Amerika Serikat (AS) yang melanjutkan kenaikan.

Berdasarkan data pasar, hingga pukul 09.22 WIB, Indeks Nikkei 225 naik 0,62 persen.

Pasar saham AS melonjak ke rekor tertinggi didorong oleh optimisme atas kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden (pilpres) dan kemungkinan dominasi Partai Republik di Kongres, yang meningkatkan harapan untuk deregulasi dan pemotongan pajak.

Di Jepang, investor menaruh perhatian pada prospek kebijakan moneter Bank of Japan (BOJ) setelah ringkasan opini terbaru mengungkapkan adanya perbedaan pandangan di antara para pembuat kebijakan terkait waktu kenaikan suku bunga di masa mendatang.

Pasar Negeri Sakura juga terus menilai dampak dari yen yang melemah tajam, yang menambah ketidakpastian pada kondisi ekonomi.

Di Hong Kong, saham dibuka lebih rendah pada Selasa, sementara saham China bergerak stabil setelah data menunjukkan pertumbuhan kredit yang lemah pada Oktober.

Indeks Hang Seng HSI turun 0,39 persen. Sementara itu, indeks CSI300 di China, yang berisi saham-saham berkapitalisasi besar, naik 0,8 persen, dan indeks Shanghai Composite menguat 0,17 persen.

Bank-bank di China menyalurkan pinjaman baru sebesar CNY500 miliar (USD 69,5 miliar) pada bulan lalu, turun tajam dari September dan berada di bawah ekspektasi analis, menurut data yang dirilis setelah jam perdagangan berakhir pada Senin.

Hasil ini mengikuti data yang menunjukkan pertumbuhan harga konsumen paling lambat dalam empat bulan pada Oktober serta deflasi harga produsen yang semakin dalam.

Sentimen pasar tetap cenderung lesu setelah paket stimulus terbaru dari Beijing gagal memberikan belanja langsung yang ditujukan untuk konsumen, sebagaimana yang diharapkan para investor.

Selain indeks di atas, KOSPI Korea Selatan melemah 0,48 persen, ASX 200 Australia terkoreksi 0,35 persen, dan Straits Times Index Singapura tergerus 0,62 persen.

Wall Street Solid

Wall Street memulai pekan dengan mempertahankan kenaikan saham yang terjadi setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS).

Sementara, harga minyak menurun dan bitcoin mencapai rekor tertinggi baru.

Di pasar saham AS, Dow Jones Industrial Average naik 0,7 persen ke 44.293, S&P 500 menguat 0,1 persen ke 6.001, dan Nasdaq Composite relatif stabil di 19.298.

Saham menuju akhir tahun dengan kinerja yang kuat, dengan indeks acuan S&P 500 naik sekitar 26 persen sejak awal tahun berkat antusiasme terhadap kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan dimulainya pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) yang mendukung prospek optimistis.

Fokus utama pekan ini akan tertuju pada data inflasi harga konsumen AS yang akan dirilis pada Rabu, serta sejumlah data ekonomi lainnya yang akan memberikan indikasi lebih lanjut tentang kesehatan ekonomi dan prospek suku bunga.

Dolar AS diperdagangkan mendekati puncak empat bulan terhadap mata uang utama lainnya (DXY), dengan sejumlah pembicara dari The Fed dijadwalkan tampil pekan ini, termasuk Ketua The Fed Jerome Powell pada Kamis.

Partai Republik semakin mendekati kontrol penuh atas Kongres, setelah merebut Senat pada malam pemilihan dan menurut proyeksi Edison Research telah mengamankan 214 dari 218 kursi yang diperlukan untuk menguasai Dewan Perwakilan, dibandingkan dengan 205 kursi untuk Demokrat.

Para investor berharap bahwa masa jabatan kedua Trump selama empat tahun akan membawa pemotongan pajak yang meningkatkan ekuitas serta regulasi yang lebih longgar.

Manajer hedge fund, Scott Bessent, yang juga pendukung Trump, dan kandidat kuat untuk posisi Menteri Keuangan, menulis dalam artikel opini pada Minggu, kenaikan pasar "menunjukkan harapan akan pertumbuhan lebih tinggi, volatilitas dan inflasi lebih rendah, serta ekonomi yang bangkit kembali bagi semua warga Amerika."

Kemenangan Trump dan terpilihnya anggota Kongres yang pro-kripto mendorong harga bitcoin ke rekor tertinggi baru di atas USD87.000, didorong oleh harapan akan lingkungan regulasi yang lebih ringan.

Kepala Investasi di Morgan Stanley Wealth Management, Lisa Shalett, menulis dalam catatan pada Senin bahwa meskipun investor saham optimistis dengan pemerintahan Trump yang baru, kondisi berbeda dialami investor obligasi.

“[Itu karena] imbal hasil melonjak tajam di pertengahan pekan karena kekhawatiran terkait pemotongan pajak yang tidak didanai serta dampak inflasi dari kebijakan tarif dan imigrasi yang diusulkan." (Aldo Fernando)

Halaman : 1 2 3 4 5
Advertisement
Advertisement