IDXChannel - Bursa Asia beragam pada pembukaan perdagangan Jumat (21/6/2024) seiring rilis data inflasi Jepang dan keputusan suku bunga bank sentral utama di Asia.
Saham-saham di Hong Kong dan Korea Selatan dan indeks China turun, sedangkan Jepang dan Australia menguat.
Pada pukul 09.00 WIB, indeks saham Nikkei 225 Jepang naik tipis 0,032 persen di level 38.645. Indeks Shanghai Composite turun 0,16 persen di level 3.000,6.
Lebih lanjut, indeks KOSPI Korea Selatan turun 1,01 persen di level 2.779,22 dan indeks Hang Seng Hong Kong turun dalam 1,17 persen di level 18.120,51. Sementara indeks ASX 200 Australia menguat tipis 0,017 persen di level 7.770,7. (Lihat grafik di bawah ini.)
Dari Tanah Air, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,54 persen di level 6.855 pada pukul 09.28 WIB. Pada sesi sebelumnya, IHSG ditutup menguat 1,37 persen ke level 6.819,32.
Indeks Nikkei 225 naik untuk sesi kedua berturut-turut bahkan setelah data menunjukkan bahwa inflasi di Jepang meningkat pada Mei.
Tingkat inflasi umum tahunan Jepang melonjak menjadi 2,8 persen pada Mei dari 2,5 persen pada April, angka tertinggi sejak Februari.
Tingkat inflasi inti Jepang juga meningkat menjadi 2,5 persen dari 2,2 persen, namun lebih rendah dari perkiraan sebesar 2,6 persen.
Pasar juga bereaksi terhadap data yang menunjukkan pertumbuhan sektor manufaktur di Jepang melambat pada Juni, sementara aktivitas jasa mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam hampir dua tahun.
Kenaikan penting terlihat dari indeks kelas berat seperti SoftBank Group (0,3 persen), Toyota Motor (0,7 persen), Mitsubishi UFJ (0,7 persen), Sony Group (0,8 persen) dan Fast Retailing (1,4 persen).
Sementara itu, saham-saham teknologi sebagian besar melemah, mencerminkan pergerakan serupa di Wall Street semalam. Indeks acuan berada di jalur yang tepat untuk mengakhiri minggu ini dengan penurunan kecil.
Dari dalam negeri, Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) kembali memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI Rate di level 6,25 persen.
Ini menjadi bulan ketiga BI mempertahankan level suku bunga dalam rapat dewan gubernur, sejak BI Rate mereka putuskan naik 25 basis point dari 6 persen menjadi 6,25 persen pada April 2024.
"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 Juni 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,25 persen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Kantor Pusat BI, Jakarta, Kamis (20/6).
Di China, Bank Sentral China (PBOC) mempertahankan suku bunga pinjaman utama pada rapat Juni.
Kebijakan ini sejalan dengan ekspektasi pasar di mana suku bunga dasar pinjaman (LPR) tenor 1 tahun yang menjadi acuan sebagian besar pinjaman korporasi dan rumah tangga dipertahankan pada level 3,45 persen.
Sementara itu, suku bunga tenor 5 tahun, yang menjadi acuan untuk KPR properti, dipertahankan pada 3,95 persen setelah rekor penurunan sebesar 25 basis points (bps) pada Februari lalu.
Kedua tingkat suku bunga berada pada rekor terendah, di tengah pemulihan ekonomi yang tidak merata sehingga memperkuat seruan lebih banyak langkah dukungan dari Beijing. (ADF)