Powell mengatakan kepada Komite Senat untuk Perbankan, Perumahan, dan Urusan Perkotaan pada Rabu bahwa tarif baru kemungkinan akan memicu “sedikit inflasi” dalam beberapa bulan ke depan, menurut laporan Associated Press.
Ia menyebutkan bahwa tarif tersebut diperkirakan membebani ratusan miliar dolar setiap tahun, dan sebagian dari itu akan ditanggung oleh konsumen.
Sehari sebelumnya, Powell menyampaikan kepada Komite Jasa Keuangan DPR bahwa The Fed masih dapat menunggu dan mengevaluasi respons ekonomi AS terhadap kebijakan yang ada sebelum melakukan penyesuaian lebih lanjut.
Presiden The Fed Boston, Susan Collins, pada Rabu menyatakan, kebijakan moneter saat ini masih “sedikit ketat,” meski ia cenderung mempertimbangkan pemangkasan suku bunga pada akhir 2025.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS ditutup bervariasi, dengan yield tenor dua dan sepuluh tahun masing-masing stabil di 3,78 persen dan 4,29 persen. (Aldo Fernando)