sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bursa Asia Cenderung Melemah, Pasar Tanggapi Perkembangan Tarif AS

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
16/07/2025 09:22 WIB
Bursa saham Asia melemah pada Rabu (16/7/2025) seiring investor mencermati perkembangan terbaru terkait perdagangan global.
Bursa Asia Cenderung Melemah, Pasar Tanggapi Perkembangan Tarif AS. (Foto: Reuters)
Bursa Asia Cenderung Melemah, Pasar Tanggapi Perkembangan Tarif AS. (Foto: Reuters)

IDXChannel – Bursa saham Asia melemah pada Rabu (16/7/2025) seiring investor mencermati perkembangan terbaru terkait perdagangan global.

Berdasarkan data pasar, hingga pukul 09.06 WIB, Indeks Nikkei 225 turun 0,13 persen, sementara indeks Topix terkoreksi 0,23 persen.

Mengutip Trading Economics, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Selasa mengumumkan kesepakatan dagang awal dengan Indonesia, yang mencakup penerapan tarif sebesar 19 persen atas ekspor Indonesia ke AS.

Dari dalam Negeri Sakura, sentimen pelaku usaha manufaktur Jepang tercatat sedikit membaik pada Juli, terutama didorong oleh pemulihan sektor semikonduktor. Hal ini terjadi meskipun kekhawatiran terhadap tarif perdagangan AS masih membayangi.

Survei Tankan Reuters yang dirilis Rabu menunjukkan bahwa kepercayaan pelaku usaha manufaktur Jepang sedikit membaik pada Juli. Indeks sentimen manufaktur naik menjadi plus 7 dari sebelumnya plus 6 pada Juni. Sementara itu, indeks sektor jasa tetap stabil di level plus 30 untuk bulan ketiga berturut-turut.

Shanghai Composite juga terdepresiasi 0,15 persen, ASX 200 Australia tergerus 0,79 persen, dan CSI 300 China berkurang 0,16 persen.

Berbeda, Hang Seng naik 0,70 persen dan STI Indeks terkerek 0,20 persen.

Di sisi lain, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyampaikan bahwa Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell sebaiknya tidak melanjutkan masa jabatannya setelah berakhir pada Mei 2026. Trump kemudian menyebut Bessent sebagai kandidat potensial pengganti Powell.

Wall Street Berakhir Campuran

Bursa saham AS alias Wall Street ditutup bervariasi pada Selasa setelah rilis data inflasi dan laporan keuangan bank, sementara lonjakan saham Nvidia mendorong Nasdaq Composite mencetak rekor tertinggi baru.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 1 persen ke posisi 44.023,3, S&P 500 melemah 0,4 persen ke 6.243,8, sedangkan Nasdaq naik 0,2 persen ke 20.677,8, menembus rekor tertinggi sebelumnya. Hampir semua sektor ditutup di zona merah, kecuali teknologi, dengan penurunan terbesar terjadi pada sektor material yang anjlok 2,1 persen.

Dari sisi ekonomi, mengutip MT Newswires, inflasi konsumen AS naik pada bulan lalu dengan laju tercepat sejak Januari. Para analis mencatat adanya indikasi bahwa tarif mulai mendorong harga beberapa barang naik.

“Rinciannya menunjukkan adanya dampak awal tarif pada beberapa komponen barang—terutama buah dan sayuran segar, peralatan rumah tangga, mainan, pakaian, dan perlengkapan olahraga. Namun, dampak tersebut sebagian besar diimbangi oleh pelemahan pada komponen tempat tinggal,” kata analis ING Bank dalam catatannya.

TD Economics menambahkan, dampak tarif kemungkinan akan terasa sepanjang musim panas, meskipun sejauh mana efek tersebut menjalar masih belum pasti. Ketidakpastian ini membuat The Fed diperkirakan akan tetap bersikap wait and see selama beberapa bulan ke depan.

“Laju inflasi yang lebih kuat dan tingkat pengangguran yang relatif rendah sepanjang sisa tahun ini akan menunda pemangkasan suku bunga hingga 2026,” ujar Morgan Stanley.

Laporan resmi indeks harga produsen (PPI) AS untuk bulan Juni dijadwalkan rilis pada Rabu waktu setempat.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS turut naik, dengan yield obligasi tenor 10 tahun bertambah 4,9 basis poin ke level 4,49 persen dan tenor 2 tahun naik 4 basis poin ke 3,96 persen. (Aldo Fernando)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement