Namun, indeks Nikkei Jepang justru melemah 0,2 persen. Yen juga tertekan ke posisi 148,54 per dolar, turun sekitar 0,7 persen sepanjang pekan ini setelah survei menunjukkan koalisi Perdana Menteri Shigeru Ishiba berisiko kehilangan mayoritas dalam pemilu hari Minggu.
Data pada Jumat menunjukkan inflasi inti Jepang melambat pada Juni karena adanya pemotongan sementara tagihan listrik, meski masih berada di atas target 2 persen dari bank sentral. Biaya hidup yang meningkat, termasuk lonjakan harga beras, turut menekan popularitas Ishiba.
"Jika Perdana Menteri Ishiba memutuskan mundur akibat kekalahan pemilu, USDJPY bisa dengan mudah menembus level 149,7 karena hal itu akan memicu ketidakstabilan politik awal," kata kepala strategi valas di TD Securities, Jayati Bharadwaj.
"Sebaliknya, yen berpeluang menguat tajam kembali jika koalisi berkuasa menang dan bisa segera menjalin kesepakatan dagang dengan Trump," imbuh dia.
Saham TSMC yang tercatat di Taipei naik 2,2 persen setelah mencatat laba kuartalan tertinggi sepanjang masa pada Kamis. Namun, perusahaan menyebut pendapatan ke depan bisa terdampak oleh tarif AS.