Dua peristiwa tersebut mengguncang saham-saham sektor perbankan AS dan menekan nilai dolar AS, sehingga menguntungkan yen Jepang dan franc Swiss.
Imbal hasil obligasi AS tenor dua tahun jatuh ke posisi terendah dalam tiga tahun di 3,4040 persen pada Jumat, seiring pelaku pasar memperkirakan setidaknya dua kali penurunan suku bunga The Federal Reserve tahun ini.
Lonjakan minat terhadap aset aman mendorong harga emas mencapai rekor baru di USD4.378 per ons. Meski kemudian muncul aksi ambil untung, harga emas masih stabil dan mencatatkan kenaikan mingguan sebesar 7,6 persen—terbesar sejak awal 2020. Harga perak juga mencetak rekor baru.
Kontrak berjangka S&P 500 dan Nasdaq masing-masing turun 0,3 persen menjelang rilis laporan keuangan sejumlah bank regional AS. Di Eropa, kontrak berjangka Euro Stoxx 50 melemah 0,7 persen dan FTSE turun 0,9 persen.
Sentimen pasar saham juga tertekan oleh meningkatnya ketegangan dagang antara China dan AS. Pada Kamis, China menuduh Washington memicu kepanikan atas kebijakan kontrol ekspor logam tanah jarang dan menolak seruan Gedung Putih untuk mencabut pembatasan tersebut.