IDXChannel - Bursa saham Asia melemah pada Senin (17/11/2025), ketika para pelaku pasar menanti rilis kinerja emiten dan data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang tertunda.
Fokus investor juga tertuju pada arah suku bunga serta kelanjutan reli saham-saham berbasis kecerdasan buatan yang belakangan dianggap terlalu panas.
Nada berhati-hati dari sejumlah pejabat bank sentral membuat ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga AS pada Desember turun dari lebih dari 60 persen sepekan lalu menjadi 40 persen pada Senin, sehingga menekan bursa saham. Kontrak berjangka S&P 500 naik 0,3 persen pada awal perdagangan.
Indeks Nikkei Jepang (NI225) terkoreksi 0,43 persen dan Topix merosot 0,81 persen. Mengutip Reuters, saham pariwisata dan sejumlah ritel Jepang anjlok setelah China mengimbau warganya agar tidak berkunjung ke Jepang di tengah memanasnya ketegangan diplomatik.
Saham-saham terkait pariwisata merosot tajam pada Senin setelah China memperingatkan warganya untuk tidak bepergian ke Jepang, menyusul keretakan diplomatik yang kian melebar terkait Taiwan.
Saham Isetan Mitsukoshi, pengelola pusat perbelanjaan dengan kontribusi besar dari wisatawan China, ambles 11,4 persen, menuju penurunan terbesar dalam lebih dari setahun.
Saham pengelola Tokyo Disneyland, Oriental Land, turun 5,1 persen, sementara Japan Airlines melemah 3,9 persen.
Pada Jumat, China memperingatkan Jepang akan ‘kekalahan militer yang menghancurkan’ jika ikut campur dalam isu Taiwan, dan mengimbau warganya menghindari perjalanan ke Jepang.
Tokyo, menurut Kyodo, pada Sabtu meminta Beijing mengambil ‘langkah yang semestinya’ terkait peringatan perjalanan tersebut.
Didorong pelemahan yen, sektor pariwisata menjadi pilar penting bagi ekonomi Jepang. Wisatawan dari China daratan menyumbang sekitar 24 persen dari total kunjungan ke Jepang pada September, tertinggi kedua setelah Korea Selatan, menurut Organisasi Pariwisata Nasional Jepang.
Di Australia, penurunan 0,7 persen saham BHP setelah pengadilan tinggi Inggris menetapkan perusahaan itu bertanggung jawab atas insiden runtuhnya bendungan di Brasil menekan kinerja bursa, yang jatuh ke posisi terendah dalam empat bulan.
Shanghai Composite juga tergerus 0,19 persen, Hang Seng Hong Kong melemah 0,73 persen, dan STI Singapura berkurang 0,15 persen.
Di Wall Street, indeks kembali bangkit dari aksi jual tajam pada Jumat pekan lalu dan berakhir campuran. S&P 500 turun tipis, sementara Nasdaq mencatat kenaikan moderat. Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun , yang sempat menguat pada Jumat, bertahan di 4,156 persen saat perdagangan di Tokyo.
Data utama AS yang dinanti pekan ini adalah laporan ketenagakerjaan September yang tertunda dan dirilis Kamis.
Meski demikian, angkanya diperkirakan kurang relevan karena sejumlah survei swasta sebelumnya telah mengindikasikan pelemahan pasar tenaga kerja.
Dengan 19 pejabat Federal Reserve (The Fed) dijadwalkan berbicara pekan ini, cara mereka membingkai data tersebut juga akan menjadi sorotan. (Aldo Fernando)