IDXChannel - Bursa saham Asia cenderung melemah pada perdagangan Selasa (19/8/2025), seiring pasar mencermati perkembangan pembicaraan perang Ukraina dan sinyal dari Federal Reserve (The Fed).
Menurut data pasar, pukul 08.44 WIB, Indeks Nikkei 225 di Jepang turun tipis 0,03 persen, sementara Topix terkoreksi 0,11 persen. Pasar Negeri Sakura mengambil jeda setelah mencatat rekor tertinggi, sembari mencermati perkembangan geopolitik dan kebijakan moneter.
Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,12 persen, KOSPI Korea Selatan tergerus 0,28 persen, dan ASX 200 Australia terdepresiasi 0,72 persen.
Berbeda, Shanghai Composite naik 0,38 persen dan STI Singapura mendaki 0,36 persen.
Melansir dari Reuters, fokus investor tertuju pada pembicaraan perang Ukraina, setelah Presiden AS Donald Trump mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk bersiap menggelar pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Langkah ini menjadi bagian dari upaya Trump mengakhiri konflik yang sudah berlangsung tiga tahun.
Selain itu, pelaku pasar menanti pidato Ketua The Fed Jerome Powell dalam simposium Jackson Hole pekan ini, yang diharapkan memberi petunjuk arah suku bunga ke depan.
Dari Wall Street, ketiga indeks utama ditutup mendatar pada perdagangan Senin. Dow Jones Industrial Average turun 34,30 poin atau 0,08 persen menjadi 44.911,82. S&P 500 melemah tipis 0,65 poin atau 0,01 persen ke 6.449,15. Sementara Nasdaq Composite naik 6,80 poin atau 0,03 persen ke 21.629,77.
Perhatian investor juga tertuju pada laporan keuangan sejumlah ritel besar di AS, seperti Walmart, Home Depot, dan Target pekan ini, yang diperkirakan memberi gambaran kondisi konsumen AS di tengah ketidakpastian perdagangan dan ekspektasi inflasi.
Saat ini, pasar masih memperkirakan ada pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin bulan depan, meski ekspektasi pemangkasan lanjutan tahun ini mulai berkurang. Data terbaru menunjukkan tarif impor AS belum berdampak pada inflasi utama, namun pelemahan pasar tenaga kerja berpotensi membuat bank sentral lebih dovish.
Di pasar valuta asing, indeks dolar AS (DXY) naik 0,31 persen ke 98,122, ditopang ekspektasi kesepakatan damai Ukraina serta pertemuan Gedung Putih dengan negara-negara Eropa. Trump sebelumnya berjanji kepada Zelensky bahwa AS akan menjamin keamanan Ukraina dalam kerangka perjanjian damai dengan Rusia.
“Pasar masih berhati-hati,” ujar analis independen Tina Teng di Auckland. “Dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang lain, sementara sentimen risk-on masih mendominasi, tercermin dari indeks saham yang tetap berada di level rekor.” (Aldo Fernando)