Kekhawatiran terhadap sektor properti yang terpuruk di China juga terus membebani, karena investor menunggu untuk melihat bagaimana likuidasi raksasa properti China Evergrande Group akan terjadi ke depan.
Beijing sebelumnya telah turun tangan untuk meredam kemerosotan pasar sahamnya, termasuk memotong besar-besaran persyaratan cadangan bank.
“Ada tanda yang jelas dalam pikiran saya (bahwa) mereka tidak ingin pasar turun lagi,” Mark Matthews, kepala penelitian Bank Julius Baer untuk Asia, mengatakan pada briefing prospek di Singapura pada Selasa (31/1).
Sentimen pasar lainnya terkait dengan para trader yang tetap waspada menjelang keputusan suku bunga dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed pada Kamis dini hari waktu Indonesia, dengan ekspektasi bahwa bank sentral AS tersebut akan mempertahankan suku bunganya.
Namun, fokusnya adalah pada konferensi pers pasca pertemuan Ketua Fed Jerome Powell, serta petunjuk apa pun dari para pembuat kebijakan mengenai seberapa cepat The Fed dapat mulai menurunkan suku bunganya.