IDXChannel – Bursa Asia cenderung terkoreksi pada perdagangan Rabu (31/1/2024) seiring pasar menunggu keputusan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed).
Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,25 persen, Hang Seng Hong Kong ambles 1,05 persen, Shanghai Composite melemah 0,38 persen, KOSPI Korea Selatan tergerus 0,14 persen.
Berbeda, ASX 200 Australia tumbuh 0,75 persen dan dari dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,27 persen.
Pasar saham China tertekan setelah survei pabrik resmi menunjukkan aktivitas manufaktur Negeri Tirai Bambu tersebut pada Januari mengalami kontraksi selama empat bulan berturut-turut.
Melansir Reuters, Rabu (31/1/2024), hal tersebut sebagian disebabkan oleh aksi jual yang tajam di pasar China di tengah kekhawatiran atas kurangnya langkah stimulus yang besar dari pihak berwenang untuk menopang perekonomian dan berkurangnya kepercayaan investor.
Kekhawatiran terhadap sektor properti yang terpuruk di China juga terus membebani, karena investor menunggu untuk melihat bagaimana likuidasi raksasa properti China Evergrande Group akan terjadi ke depan.
Beijing sebelumnya telah turun tangan untuk meredam kemerosotan pasar sahamnya, termasuk memotong besar-besaran persyaratan cadangan bank.
“Ada tanda yang jelas dalam pikiran saya (bahwa) mereka tidak ingin pasar turun lagi,” Mark Matthews, kepala penelitian Bank Julius Baer untuk Asia, mengatakan pada briefing prospek di Singapura pada Selasa (31/1).
Sentimen pasar lainnya terkait dengan para trader yang tetap waspada menjelang keputusan suku bunga dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed pada Kamis dini hari waktu Indonesia, dengan ekspektasi bahwa bank sentral AS tersebut akan mempertahankan suku bunganya.
Namun, fokusnya adalah pada konferensi pers pasca pertemuan Ketua Fed Jerome Powell, serta petunjuk apa pun dari para pembuat kebijakan mengenai seberapa cepat The Fed dapat mulai menurunkan suku bunganya.
"Masih terlalu dini untuk mengklaim kemenangan terhadap inflasi... Oleh karena itu, kami memperkirakan masih ada isyarat keras yang akan diberikan pada FOMC minggu ini," kata Benoit Anne, direktur pelaksana grup solusi investasi di MFS Investment Management, dikutip Reuters.
"Tetapi tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Latar belakang makro sama baiknya dengan yang telah kita lihat dalam waktu yang sangat lama, ditandai dengan berkurangnya risiko resesi dan dinamika disinflasi yang menguntungkan,” imbuhnya. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.