Percakapan antara kedua pemimpin ini akan menjadi sorotan pasar. Pelaku pasar ingin melihat apakah tekanan tarif yang menekan saham global dan dolar AS sepanjang tahun ini akan mereda atau justru semakin memanas seiring berlanjutnya ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.
Data pada Senin menunjukkan aktivitas manufaktur AS mengalami kontraksi untuk bulan ketiga berturut-turut pada Mei, dengan waktu pengiriman dari pemasok yang terpanjang dalam hampir tiga tahun akibat tarif.
“Data ISM Mei menunjukkan tekanan tarif mulai menggigit produsen, terlihat dari aktivitas yang melambat, waktu tunggu yang lebih lama, dan persediaan yang menurun,” kata ekonom di Wells Fargo.
Aktivitas pabrik China juga mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam delapan bulan pada Mei, menurut survei sektor swasta yang dirilis Selasa. Ini menandakan tarif AS mulai menekan produsen di China.
Situasi perdagangan global yang suram ini membuat kontrak berjangka saham AS terkoreksi pada awal sesi Asia, gagal mempertahankan kenaikan tipis yang terlihat di sesi kas Wall Street semalam. Kontrak berjangka (futures) Nasdaq dan S&P 500 masing-masing turun 0,2 persen. Sementara itu, kontrak berjangka EUROSTOXX 50 di Eropa naik 0,28 persen dan FTSE menguat 0,15 persen.