IDXChannel - Bursa Saham AS atau Wall Street berakhir menguat, indeks S&P 500 dan Nasdaq mencetak rekor penutupan tertinggi baru dipimpin oleh saham chip di tengah tanda-tanda permintaan yang didorong AI meski masih dibayangi ketidakpastian tarif.
Dilansir dari laman Investing Jumat (11/7/2025), pada pukul 14.07 ET, Dow Jones Industrial Average naik 190 poin atau 0,2 persen, S&P 500 naik 0,3 persen untuk mencapai rekor penutupan baru di 6.280,39, sementara NASDAQ Composite mencetak rekor penutupan kedua berturut-turut di 20.630,67.
Di samping itu, saham chip naik 1 persen dan terus mencatat keuntungan setelah produsen chip Taiwan Semiconductor Manufacturing (NYSE:TSM) melaporkan lonjakan penjualan hampir 40 persen pada kuartal 2, melampaui perkiraan analis dan menunjukkan permintaan yang didorong oleh AI.
Advanced Micro Devices Inc (NASDAQ:AMD) juga berada dalam posisi naik, sementara pesaingnya NVIDIA Corporation (NASDAQ:NVDA) terus menambah keuntungan hanya sehari setelah nilai pasarnya melonjak di atas USD4 triliun untuk pertama kalinya.
Sementara itu, Trump telah merilis lebih banyak surat soal tarif impor dari sejumlah negara, salah satunya dengan Brasil. Presiden AS mengatakan dia berencana untuk mengenakan tarif 50 persen pada semua impor dari raksasa Amerika Selatan tersebut.
Pungutan yang berlaku mulai 1 Agustus itu merupakan respons kemarahan Trump atas perlakuan buruk yang dirasakan terhadap mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro, sekutu politiknya di kawasan tersebut.
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva mengecam tarif tersebut dan berjanji akan memberikan tanggapan yang proporsional sehingga memicu beberapa kekhawatiran atas perang dagang antara Washington dan Brasilia. Secara terpisah, Trump juga mengumumkan tarif 50 persen untuk tembaga, yang juga berlaku efektif 1 Agustus.
Risalah dari pertemuan terakhir Fed pada bulan Juni, yang dirilis pada Rabu menunjukkan bahwa hanya beberapa pembuat kebijakan yang menganggap tepat untuk mempertimbangkan pemotongan biaya pinjaman secepatnya bulan ini.
Mayoritas anggota FOMC masih menganggap kebijakan wait and see sebagai keputusan yang tepat untuk suku bunga di masa mendatang, di tengah kekhawatiran bahwa tarif dapat meningkatkan tekanan inflasi dan membebani pertumbuhan.
Namun, Trump telah berulang kali meminta Fed untuk memangkas suku bunga, memperingatkan bahwa ekonomi AS dapat menderita jika suku bunga tidak diturunkan.
(kunthi fahmar sandy)