Mayoritas dari 15 strategis dan manajer investasi yang disurvei Bloomberg pada akhir Desember 2024 memproyeksikan bahwa pasar saham Asia akan tertinggal dari Amerika Serikat setidaknya hingga kuartal I-2025.
Kebijakan "America First" Trump dinilai akan mendorong pertumbuhan dan inflasi di ekonomi terbesar dunia, memperkuat dolar, dan membatasi ruang gerak bank sentral untuk menurunkan suku bunga.
“Saham Asia kemungkinan akan menghadapi ketidakpastian akibat kebijakan baru pemerintahan Trump,” kata Strategi Pasar Global di Invesco Asset Management Jepang. Tomo Kinoshita.
“Saya tidak melihat valuasi akan membaik secara signifikan di kuartal pertama.”
Meski prospek Asia secara keseluruhan suram, sekitar separuh responden memperkirakan China akan tampil lebih baik dibandingkan negara-negara lain di kawasan ini berkat stimulus pemerintah.