sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bursa Saham Asia Naik saat Wall Street Kompak Koreksi

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
18/12/2024 09:50 WIB
Bursa saham Asia cenderung menguat pada Rabu (18/12/2024), berbeda dengan penurunan signifikan bursa saham Amerika Serikat (AS) alias Wall Street semalam.
Bursa Saham Asia Naik saat Wall Street Kompak Koreksi. (Foto: Reuters)
Bursa Saham Asia Naik saat Wall Street Kompak Koreksi. (Foto: Reuters)

IDXChannel – Bursa saham Asia cenderung menguat pada Rabu (18/12/2024), berbeda dengan penurunan signifikan bursa saham Amerika Serikat (AS) alias Wall Street semalam.

Berdasarkan data pasar, pukul 09.37 WIB, Shanghai Composite tumbuh 0,71 persen, Hang Seng Hong Kong naik 0,71 persen, CSI 300 China mendaki 0,56 persen.

Kemudian, ASX 200 Australia bertambah 0,21 persen dan KOSPI Korea Selatan terkerek 0,83 persen.

Berbeda, Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,26 persen, memperpanjang penurunan keempat berturut-turut. Penurunan ini mengikuti pelemahan di Wall Street semalam, di tengah kehati-hatian investor menjelang pengumuman kebijakan Federal Reserve (The Fed) AS.

Secara domestik, pelaku pasar mencermati data yang menunjukkan percepatan pertumbuhan ekspor Jepang ke level tertinggi tiga bulan pada November, sementara impor justru turun di luar perkiraan.

Perhatian juga mulai tertuju pada pertemuan kebijakan Bank of Japan (BOJ) pekan ini, di mana bank sentral diperkirakan menahan kenaikan suku bunga untuk mengevaluasi data ekonomi lebih lanjut.

Indeks STI Singapura juga melemah, yakni sebesar 0,27 persen.

Wall Street

Di AS, Dow Jones Industrial Average mencatat penurunan selama sembilan sesi berturut-turut, turun 0,6 persen ke 43.449,9 pada Selasa.

Indeks S&P 500 melemah 0,4 persen ke 6.050,6, sementara Nasdaq Composite turun 0,3 persen ke 20.109,1, mundur dari rekor penutupan pada Senin.

Hampir semua sektor mengalami pelemahan, kecuali konsumer diskresioner, dengan sektor industri memimpin penurunan.

Investor memperkirakan Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada Rabu, menurut alat CME FedWatch.

Ini akan menjadi pemotongan kedua berturut-turut setelah pengurangan 50 basis poin pada September. Keputusan tersebut juga akan disertai proyeksi ekonomi terbaru dari FOMC.

Macquarie dalam catatannya menyebut bahwa Ketua The Fed Jerome Powell kemungkinan akan menekankan perlambatan dalam laju pelonggaran kebijakan, ketidakpastian terkait tingkat netral suku bunga, serta ketergantungan kebijakan pada data ekonomi ke depan.

Dalam laporan terbaru, penjualan ritel AS tumbuh lebih cepat dari perkiraan bulan lalu, dipicu oleh peningkatan belanja kendaraan bermotor, menurut data Biro Sensus AS. Namun, produksi industri mengalami penurunan untuk bulan ketiga berturut-turut pada November, meskipun sektor manufaktur kembali mencatat pertumbuhan, berdasarkan data The Fed.

Di pasar obligasi, imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun dan dua tahun tidak banyak berubah, masing-masing berada di level 4,40 persen dan 4,25 persen. (Aldo Fernando)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement