sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Cari Tahu Yuk Sejarah Saham STTP, Pelopor Chiki French Fries 2000

Market news editor Shifa Nurhaliza Putri
08/11/2022 12:22 WIB
Sejarah saham STTP ( PT Siantar Top Tbk ) perlu Anda cermati di tengah isu resesi ekonomi dan mengakibatkan banyak makanan bahkan cemilan naik harga.
Cari Tahu Yuk Sejarah Saham STTP, Pelopor Chiki French Fries 2000. (Foto: Sejarah Saham STTP)
Cari Tahu Yuk Sejarah Saham STTP, Pelopor Chiki French Fries 2000. (Foto: Sejarah Saham STTP)

IDXChannel - Sejarah saham STTP ( PT Siantar Top Tbk ) perlu Anda cermati di tengah isu resesi ekonomi dan mengakibatkan banyak makanan bahkan cemilan naik harga.

PT Siantar Top Tbk (STTP) adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang produk konsumen di Indonesia. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1972 dengan skala industri kecil. Pada tahun 1987, perusahaan terdaftar sebagai PT Siantar Top Industri berdasarkan nomor undang-undang No 45 pada tanggal 12 Mei 1987.

Perusahaan memperluas operasinya dengan membuka pabrik baru di Medan (1998), Bekasi (2002) dan Makassar (2011). Selain itu, perusahaan juga mengembangkan pabrik kopi pada tahun 2014.

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, ruang lingkup usaha Perseroan terutama dalam bidang makanan ringan yaitu mie (mie), kerupuk (crackers) dan permen kembang gula. Produk Perseroan dipasarkan baik di dalam maupun di luar negeri, terutama di kawasan Asia. Beberapa merek produk Perseroan antara lain biskuit GORIORIO, bihun Jagung Idola, mi Gemez, Twistko, TicTic dan French Fries 2000.

Pada tanggal 25 November 1996, STTP dinyatakan efektif oleh BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana (IPO) sebanyak 27.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000/saham dan harga penawaran yang dijual Rp2. 200 per saham. Saham tersebut dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 16 Desember 1996.

Laporan Keuangan STTP

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, PT Siantar Top Tbk (STTP) mencapai penjualan sebesar Rp2,24 triliun pada periode hingga 30 Juni 2022, dibandingkan dengan Rp 1,92 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Laporan keuangan perseroan menyebutkan bebank pokok Penjualan STTP meningkat menjadi Rp1,81 triliun dari Rp1,46 triliun dan menyebabkan laba kotor turun menjadi Rp430,89 miliar dari total laba Rp463,79 miliar.

Estimasi laba sebelum pajak turun dari estimasi laba sebelum pajak Rp 323,29 miliar, laba pemilik induk perusahaan turun menjadi Rp255,88 miliar dari Rp263,71 miliar pada tahun lalu. Total aset perusahaan mencapai Rp4,09 triliun untuk periode hingga 30 Juni 2022 dari Rp3,92 triliun total aset untuk periode hingga 31 Desember 2021. (SNP)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement