Dalam konsensus tersebut, Maybank Sekuritas memberikan target harga Rp950, sementara JP Morgan memberikan target Rp960. Target harga terendah diberikan oleh HSBC dengan harga Rp820. Konsensus ini mengecualikan ISS Eva Equity Research yang memberikan rekomendasi underweight, namun tidak memberikan target harga.
Analis Maybank Sekuritas Etta Rusdiana Putra memproyeksi Mitratel akan menutup 2023 dengan pendapatan Rp8,45 triliun, atau tumbuh 9,33% dari setahun lalu yang tercatat Rp7,73 triliun. Adapun proyeksi laba bersih untuk seluruh tahun 2023 mencapai Rp2,01 triliun, sedikit lebih rendah dibandingkan konsensus analis yang membidik Rp2,05 triliun.
"Kami masih menyukai MTEL karena peluang pertumbuhannya dari tenancy ratio yang masih rendah serta ekspansi dari serat optiknya, sementara pertumbuhannya kinerjanya sejalan dengan perkiraan kami. Namun, kami memperkirakan manajemen akan lebih berhati-hati dalam melakukan ekspansi anorganik, terutama di tengah kondisi suku bunga yang tinggi saat ini," ujar Etta Rusdiana.
Sementara itu, Analis Macquarie Indra Cahya memproyeksi Mitratel akan meriah profit Rp8,68 triliun selama 2023. Indra juga memproyeksi Mitratel akan mencetak profit Rp2,5 triliun pada tahun lalu.
"Kami memberikan rekomendasi MTEL Outperform karena kami melihat MTEL mendapat manfaat dari perluasan jaringan operator telekomunikasi nomor 2 dan 3 di Indonesia ke luar Jawa, sehingga mendorong pertumbuhan EBITDA dua digit. MTEL menjalankan neraca dengan leverage yang paling rendah di antara perusahaan-perusahaan tower lainnya, menjadikannya relatif defensif dalam lingkungan kenaikan suku bunga saat ini," ujar Indra dalam riset terakhir.
(*)