Gema menjelaskan, tren kenaikan harga komoditas emas tersebut dipicu oleh dinamika Trump Trade War 2025, yang diperkirakan bakal semakin meningkatkan volatilitas pasar.
Tak hanya itu, kebijakan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang agresif di bawah kepemimpinan Presiden Trump disebut Gema berpotensi menjadikan emas sebagai aset safe haven utama bagi kalangan investor.
"Trump Trade War 2025 ini membuat harga emas makin tersengat, di mana Presiden Trump mengenakan tarif impor China sebesar 10 persen di hari sebelumnya, yang memicu pembalasan cepat tapi lebih terarah dari Beijing," ujar Gema.
Akibat dari kondisi tersebut, dikatakan Gema, muncul kecemasan geopolitik dengan berita Gaza akan terus memberikan dorongan lebih lanjut bagi emas.
Hal ini diyakini Gema semakin mendorong permintaan terhadap emas sebagai safe heaven, sehingga berpotensi terus meningkat pesat.