sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Cetak Rekor, Harga Minyak Melesat 3 Persen Lebih dalam Sehari

Market news editor Maulina Ulfa
11/06/2024 09:38 WIB
Minyak mentah berjangka (futures) menguat pada penutupan perdagangan Senin (10/6/2024).
Cetak Rekor, Harga Minyak Melesat 3 Persen Lebih dalam Sehari. (Foto: Freepik)
Cetak Rekor, Harga Minyak Melesat 3 Persen Lebih dalam Sehari. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Minyak mentah berjangka (futures) menguat pada penutupan perdagangan Senin (10/6/2024).

Minyak West Texas Intermediate (WTI) dan Brent meroket masing-masing 3,58 persen di level USD78 per barel dan 2,94 persen di level USD81,96 per barel.

Pada awal perdagangan Selasa (11/6), harga minyak WTI turun tipis 0,03 persen di level USD 77,74 per barel dan minyak Brent turun 0,54 persen di level USD81,64 per barel.

Pada pekan lalu, Kamis (6/6), harga minyak WTI dan Brent ditutup masing-masing menguat 2 persen di level USD75,55 per barel dan 1,86 persen di level USD79,87 per barel.

Harga minyak WTI sempat anjlok 3,6 persen di level USD74,22 per barel dan Brent turun 3,99 persen di level USD78,36 per barel Pada 3 Juni 2024.

Minyak mentah mencapai kenaikan tertinggi dalam seminggu dan merupakan kenaikan satu hari terbesar sejak Februari, dipicu oleh ekspektasi peningkatan permintaan bahan bakar di musim panas di Amerika Serikat (AS).

Driving season merupakan musim berkendara di AS, yang biasanya menyebabkan kenaikan permintaan bahan bakar. Driving season dimulai sejak perayaan Memorial Day hingga Labor Day. Pada 2024, driving season di AS jatuh pada 27 Mei–2 September 2024.

Para investor kini mengamati dengan cermat peristiwa-peristiwa penting, termasuk keputusan suku bunga bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) dan laporan inflasi AS.

Pada Jumat (7/6) harga minyak sempat menghadapi tekanan karena data pekerjaan AS yang kuat menyebabkan para trader minyak menurunkan ekspektasi mereka terhadap penurunan suku bunga, yang pada gilirannya meredupkan prospek pertumbuhan ekonomi dan permintaan energi.

Perhatian pasar juga terfokus pada perkembangan politik di Eropa setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan pemilu cepat menyusul kekalahan partainya dari National Rally pimpinan Marine Le Pen dalam pemilu Uni Eropa pada Minggu (9/6).

Pekan lalu, harga minyak berakhir lebih rendah karena keputusan terbaru OPEC+ memicu kekhawatiran mengenai surplus pasokan.

Pada Minggu (2/6), organisasi kartel pengekspor minyak OPEC+ setuju untuk memperpanjang kebijakan pengurangan produksi hingga 2025 tetapi mengizinkan pembatalan pengurangan sukarela dari delapan negara anggota secara bertahap mulai Oktober.

Pada Desember mendatang, diperkirakan lebih dari 500.000 barel pasokan minyak per hari akan masuk kembali ke pasar, dan total pasokan 1,8 juta barel per hari akan kembali memenuhi pasar hingga Juni 2025.

Meskipun OPEC+ setuju untuk memperpanjang sebagian besar pengurangan pasokan hingga 2025, mereka juga mengumumkan rencana untuk secara bertahap menghentikan beberapa pengurangan produksi sukarela dari delapan negara anggota mulai Oktober. (ADF)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement