Presiden Direktur TPIA Erwin Ciputra mengatakan, intensi kerja sama ini diharapkan dapat berkontribusi mendukung salah satu prioritas pemerintah Republik Indonesia dalam memberikan nilai tambah bagi komoditas bahan mentah.
Melalui perjanjian ini, keduanya berupaya memfasilitasi pertumbuhan industri midstream dan hilir aluminium, khususnya untuk kendaraan listrik di dalam negeri termasuk Indonesia dalam percepatan adopsi kendaraan listrik.
“Kerja sama ini memiliki arti penting bagi kami untuk mengimplementasikan portofolio investasi kami, sebagai pendukung hilirisasi di industri pertambangan,” kata Erwin dalam keterangan resminya, Senin (30/10/2023).
Sementara itu, Direktur Pengembangan Usaha Inalum Melati Sarnita menyampaikan bahwa kaustik soda basah yang dipasok oleh CAA nantinya akan digunakan oleh PT Borneo Alumina Indonesia (BAI), anak usaha Inalum bersama-sama dengan PT Antam Tbk (ANTM).
Kaustik soda basah sebagai salah satu bahan baku utama untuk memproduksi alumina melalui fasilitas smelter grade alumina refinery (SGAR) yang ditargetkan akan mulai beroperasi pada 2025.