IDXChannel - China lebih banyak menggunakan mata uang nasional mereka, yuan, sebagai alat tukar perdagangan internasional ketimbang dolar Amerika Serikat (AS).
Menurut laporan Nikkei Asia, Senin (24/7/2023), yuan dilaporkan digunakan dalam 49 persen transaksi lintas batas pada kuartal kedua 2023.
Transaksi ini melampaui penggunaan dolar AS untuk pertama kalinya, disebabkan karena pasar modal yang lebih terbuka dan lebih banyak perdagangan berbasis yuan dengan Rusia.
Nikkei menganalisis perdagangan internasional oleh perusahaan, individu, dan investor berdasarkan mata uang, menggunakan data statistik dari State Administration of Foreign Exchange of China.
Adapun menurut Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT) per Juni pangsa dolar secara global mencapai 42,02 persen, termasuk perdagangan antar negara selain China.
Sementara transaksi menggunakan yuan hanya mewakili 2,77 persen dan peringkat kelima secara keseluruhan setelah euro, poundsterling, dan yen.
Porsi yuan sebagai alat pembayaran global tetap kecil dibandingkan dengan ukuran ekonomi China, namun angkanya tercatat naik dari 1,81 persen dibandingkan sekitar lima tahun lalu.
Pembayaran internasional berdenominasi yuan pada kuartal kedua tahun ini tumbuh 11 persen menjadi USD1,51 triliun. Sementara pembayaran menggunakan dolar malah menyusut 14 persen menjadi USD1,4 triliun.
Berdasarkan data Trading Economics, pada perdagangan Selasa (25/7/2023), yuan lepas pantai terpantau di posisi 7,14 per dolar, melemah 0,59 persen. Namun, kinerja yuan secara tahunan (yoy) meningkat 5,54 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)
Meski melemah pada hari ini, yuan mencapai level terkuatnya dalam lebih dari seminggu setelah kebijakan stimulus China untuk mendukung permintaan domestik dan membantu pasar properti yang sedang sakit.
Yuan juga mendapat dukungan baru-baru ini menyusul laporan bahwa bank-bank besar milik negara China menjual dolar untuk membeli yuan di pasar spot lepas pantai untuk membendung penurunan tajam yuan.
Selain itu, People's Bank of China (PBOC) juga melonggarkan aturan pembiayaan lintas batas yang memungkinkan perusahaan meminjam lebih banyak di luar negeri. PBOC juga secara efektif mencegah perusahaan membeli dolar dan menjual yuan di pasar spot dalam negeri.