sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ciputra (CTRA) Bidik Prapenjualan Rp11 Triliun di 2025, Sama dengan Target 2024

Market news editor Cahya Puteri Abdi Rabbi
17/06/2025 17:45 WIB
PT Ciputra Development Tbk (CTRA) menargetkan pre-sales atau prapenjualan sebesar Rp11 triliun di sepanjang 2025.
Ciputra (CTRA) Bidik Prapenjualan Rp11 Triliun di 2025, Sama dengan Target 2024. (Foto Istimewa)
Ciputra (CTRA) Bidik Prapenjualan Rp11 Triliun di 2025, Sama dengan Target 2024. (Foto Istimewa)

IDXChannel - PT Ciputra Development Tbk (CTRA) menargetkan pre-sales atau prapenjualan sebesar Rp11 triliun di sepanjang 2025. Target tersebut sama dengan target perseroan tahun 2024 lalu.

“Pada tahun 2025 kami menargetkan pre-sales yang sama di Rp11 triliun, karena kami melihat beberapa tantangan ke depan,” kata Head of Investor Relations CTRA Aditya Ciputra Sastrawinata dalam Paparan Publik di Jakarta pada Selasa (17/6/2025).

Aditya menjelaskan, hingga kuartal I-2025, CTRA mencatatkan pre-sales sebesar Rp3,15 triliun. Meskipun turun 5 persen dari periode yang sama tahun lalu, Aditya menyebut capaian tersebut justru lebih baik dari yang diproyeksikan perseroan.

Pada kuartal I-2024 lalu, terdapat momentum peluncuran produk baru perseroan di Sampali, Medan. Sedangkan di kuartal I-2025 tidak ada peluncuran produk baru.

Selain itu, pada tahun ini bulan Ramadan jatuh sepenuhnya pada kuartal I, dibandingkan tahun lalu yang jatuh separuh di kuartal I dan separuh di kuartal II.

“Sehingga dengan kedua tantangan ini, kami melihat kinerja kuartal I Ciputra yang dapat hampir mencapai 30 persen dari total target 2025, ini lebih baik dari perkiraan kita yang di awal,” ujar Aditya.

Berdasarkan lokasinya, pre-sales kuartal I-2025 didominasi oleh wilayah Jakarta dan sekitarnya sebesar 49 persen, disusul Surabaya dan sekitarnya sebesar 25 persen, Sumatera 11 persen, kota lain di Jawa sebesar 7 persen, Sulawesi 6 persen dan lainnya sebesar 3 persen.

Sedangkan jika berdasarkan produknya, segmen rumah dan kavling tanah mendominasi pre-sales dengan kontribusi sebesar 91 persen, ruko sebesar 7 persen, apartemen 2 persen, serta kantor sebesar 1 persen.

“Kami masih melihat industri high-rise yaitu apartemen dan perkantoran masih mengalami tantangan over supply dan juga permintaan yang lemah,” kata Aditya.

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement