Sayangnya, serangkaian beban lain yang bertambah menggerus bottomline perseroan. Seperti halnya biaya penjualan, hingga beban umum-administrasi yang masing-masing meningkat menjadi Rp982,25 juta, dan Rp11,59 miliar.
Inilah yang akhirnya mendorong laba sebelum pajak BEER melandai secara tahunan di angka Rp12,53 miliar, dari sebelumnya Rp14,42 miliar, demikian mengutip laporan keuangan Jumat (3/11/2023).
Kinerja yang terjadi dalam laporan laba-rugi, justru berbeda di bagian neraca. Sebab, per akhir September, aset BEER terbang 235,59 persen dari awal tahun atau year-to-date (ytd).
Penyebabnya adalah adanya peningkatan kas dan setara kas karena penerimaan piutang dan penempatan deposito.
Kenaikan aset juga berlangsung akibat persediaan yang bertambah, menyusul persiapan produksi pada kuartal ketiga. Selebihnya adalah bertambahnya uang muka atas pembelian lahan untuk lokasi baru, serta pembelian mesin pabrik.