Dalam IPO ini, perseroan menunjuk PT Henan Putihrai Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Perihal penggunaan dana IPO, sebesar 33,34 persen dana IPO akan digunakan oleh perseroan untuk sejumlah kebutuhan, secara rinci sebesar 98,6 persen untuk pembelian bijih nikel dari PT Tiran Indonesia (TIA) dan PT Nusajaya Persadatama Mandiri (NPM).
Saat ini, pembagian pembelian bijih nikel dari NPM dan TIA yakni, 70 persen dan 30 persen. Pembelian bijih nikel tersebut dituangkan dalam perjanjian dengan jangka waktu pendek atau tidak lebih dari setahun.
"Perseroan akan selalu berupaya melakukan perpanjangan kontrak, renegosiasi, atau mencari peluang atau potensi kontrak dengan pihak ketiga untuk masing-masing perjanjian pebelian bijih nikel yang akan berakhir," kata manajemen dalam prospektus.
Kemudian, dana IPO sebesar 1,4 persen akan digunakan untuk modal kerja yang akan digunakan, antara lain untuk biaya
tenaga kerja serta biaya logistik.