IDXChannel - PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mengungkap penyebab penurunan pendapatan perseroan pada Semester I-2025. Sepanjang semester pertama, perseroan membukukan pendapatan sebesar USD628 juta, turun 32 persen dibandingkan tahun lalu.
Presiden Direktur MBMA, Teddy Oetomo, menjelaskan adanya penurunan produksi Nickel Pig Iron (NPI) karena pemeliharaan smelter yang terjadwal.
"Dampak sementara pemeliharaan smelter juga menyebabkan pengurangan produksi High Grade Nickel Matte (HGNM) selama periode tersebut," ujarnya melalui keterangan tertulis, Sabtu (27/9/2025).
Selama periode ini, smelter Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) menghasilkan 33.045 ton NPI, turun 23 persen dibanding tahun lalu karena pemeliharaan terjadwal. Pemeliharaan ini, kata Teddy, akan meningkatkan keselamatan dan efisiensi operasional, serta menjadi landasan pengurangan biaya di masa depan.
Namun, tambang nikel PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) memproduksi 6,9 juta wet metric tonnes (wmt) bijih nikel atau meningkat 78 persen dibanding tahun lalu. Peningkatan tersebut terdiri dari kenaikan 45 persen produksi limonit dan 189 persen produksi saprolit, meskipun curah hujan tinggi pada periode tersebut.
Pertumbuhan ini merupakan hasil investasi MBMA dalam peningkatan kapasitas penambangan dan infrastruktur selama 12–18 bulan terakhir, yang menciptakan operasi yang lebih kuat dan berkelanjutan.
"Di semester pertama 2025, MBMA mencatat pertumbuhan kuat pada produksi dan penjualan bijih nikel, menegaskan skala dan daya operasi
pertambangan kami. Meski volume pemrosesan sempat terdampak pemeliharaan terjadwal, hal ini akan membantu menurunkan biaya dan memperkuat daya saing jangka panjang kami," kata Teddy.