Michael menilai, rendahnya nilai investasi yang masuk, ditambah dengan sejumlah kebijakan dan komunikasi pemerintah yang dianggap kurang efektif, menjadi kombinasi yang memperburuk sentimen investor.
“Diketahui, nilai outflow dari januari hingga April ini sudah menyentuh angka Rp30 triliun,” kata Michael.
Michael menambahkan, lemahnya pertumbuhan ekonomi, tingginya kasus judi online, serta pelemahan nilai tukar rupiah menjadi sentimen negatif bagi sektor perbankan.
“Perbankan erat kaitannya dengan ekonomi rakyat. Tetapi hal ini berbeda dengan perusahaan-perusahaan tambang seperti ANTM yang diketahui mencatatkan kenaikan dalam laporan keuangan yang signifikan yoy sebesar 20-an persen, didukung oleh Harga emas dunia [XAU] yang terus naik,” kata Michael.
Menurutnya, kondisi tersebut mendorong investor asing melakukan rotasi portofolio, beralih dari saham-saham berisiko ke saham dengan potensi pertumbuhan yang lebih menjanjikan. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.