Ia melanjutkan, emiten perunggasan memiliki skala bisnis yang mapan sehingga mampu menyerap pasokan secara efektif. “Emiten-emiten tersebut kan besar, sudah memiliki bisnis peternakan yang terintegrasi dan sophisticated. Jadi, ini bagus,” katanya.
Di sisi lain, Nafan menekankan bahwa aliran pasokan dari peternak ke perusahaan perunggasan juga berpotensi lebih terjamin. Nafan pun merekomendasikan accumulative buy untuk JPFA dengan target price Rp2.940.
Sementara, dalam riset bertanggal 11 November 2025, BRI Danareksa mempertahankan rekomendasi overweight untuk sektor poultry, dengan CPIN sebagai saham unggulan utama (rasio price-to earnings atau P/E 16 kali, price-to book value atau P/BV 2,4 kali), diikuti JPFA (P/E 7,5 kali) dan MAIN (P/E 5,1 kali).
Risiko yang perlu dicermati antara lain pelemahan daya beli masyarakat serta potensi gangguan pasokan pakan.
Meski demikian, BRI Danareksa menilai sektor unggas tetap prospektif ke depan, dengan CPIN sebagai pilihan utama investor di tengah dinamika industri.