3. Pada 2012, menurut Analysys Mason, mereka menjadi pemasok menara telekomunikasi terbesar ketiga di Indonesia berdasarkan jumlah menara telekomunikasi.
4. Tahun 2014, Permintaan pemisahan aset antara Perusahaan dengan PT Infrastruktur Telekomunikasi Indonesia (“Telkom Infra”). Pemisahan portofolio antara Perseroan dengan Telkom Infra terutama dilakukan untuk membedakan segmen usaha guna memaksimalkan efisiensi dan profitabilitas. Setelah portfolio split, Telkom Infra memiliki tiga kategori bisnis yaitu Energy Solutions, Building Solutions dan Managed Network Services.
5. Tahun 2015, Telkom Infra memperluas usahanya dengan portofolio baru: Jasa Pemasangan dan Operasi & Pemeliharaan Kabel Bawah Laut.
6. Pada tahun 2019, mengakuisisi saham mayoritas di anak perusahaan Perseroan, PT Persada Sokka Tama, menambah 1.017 menara telekomunikasi dan 1.401 penyewa ke dalam portofolio Perusahaan, serta mengakuisisi 2.100 menara telekomunikasi dan 3.982 penyewa dari PT Indosat Ooredoo. Tindakan perseroan ini menjadikan Perseroan sebagai pemasok menara telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia berdasarkan jumlah menara telekomunikasi.
7. Pada 2020, pihaknya mengakuisisi 1.911 menara telekomunikasi dari PT Telekomunikasi Selular (“Telkomsel”). Pada tahun 2021, perusahaan kembali mengakuisisi 4.139 lokasi lagi dari Telkomsel pada Februari 2021, menjadikannya pemasok menara telekomunikasi terbesar di Indonesia berdasarkan jumlah menara telekomunikasi.