Sejarah Saham SRIL, Dulu Digemari Sekarang Terancam Delisting

IDXChannel – Sejarah saham SRIL atau PT Sri Rejeki Isman Tbk menjadi perbincangan lantaran dulu sangat digemari namun kini terancam delisting. Hampir tidak ada investor saham yang tidak mengenal PT Sri Rejeki Isman Tbk. Emiten produk tekstil yang berbasis di Solo ini bahkan menjadi salah satu dari perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara.
Bagaimana sejarah saham SRIL dan seperti apa profilnya? Simak penjelasan lengkap IDXChannel berikut ini!
Sejarah Saham SRIL, Dulu Digemari Sekarang Terancam Delisting
PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) dengan kode saham SRIL berdiri sejak 22 Mei 1978 dan mulai melakukan kegiatan komersial mereka di tahun yang sama. Perusahaan tekstil yang disebut sebagai salah satu perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara ini berkantor pusat di Jalan K.H. Samanhudi No. 88, Jetis, Solo, Jawa Tengah.
Ruang lingkup kegiatan SRIL berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan mencakup usaha-usaha dalam bidang industri pemintalan, penenunan, pencelupan, pencetakan, penyempurnaan tekstil dan pakaian jadi. Perusahaan ini menghasilkan produk seperti benang, kain mentah, kain jadi dan pakaian jadi.
Sritex juga dipercaya untuk bisnis seragam yakni dengan menjadi produsen seragam tentara Jerman dan sejumlah negara NATO lainnya. Pakaian militer produksi Sritex bahkan digunakan oleh tentara di puluhan negara.
Pemegang saham SRILL terbesar yakni PT Huddleston Indonesia dengan persentase kepemilikan sebesar 59,03% atau setara 12,07 miliar saham. Iwan Kurniawan sebagai Vice President Director menguasai sebesar 0,52% saham. Sejumlah nama juga menjadi pemegang saham minoritas, termasuk kepemilikan masyarakat sebesar 39,98% atau setara 8,16 miliar saham SRIL.
Sejarah Saham SRIL Melantai di Bursa
Sritex memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 07 Juni 2013. Emiten dengan kode saham SRIL ini melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) sebanyak 5.600.000.000 saham dengan nilai nominal Rp100 per saham dengan harga penawaran Rp240 per saham. Saham-saham tersebut kemudian dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 17 Juni 2013.
Dilihat dari fundamental perusahaannya, SRIL menjadi salah satu saham yang berfundamental baik. Hal ini bisa dilihat dari saham SRIL yang masuk ke dalam indeks LQ45 yang merupakan indeks saham-saham prestisius di BEI. Ini jugalah yang menjadi salah satu alasan investor tertarik pada saham emiten tekstil yang satu ini.
Namun, harga saham SRIL memang memiliki pergerakan yang stagnan. Dalam rentang beberapa tahun, harga saham SRIL bermain di rentang harga Rp200 hingga Rp300 per saham. Posisi harga Rp400 menjadi level teratas yang pernah disentuh SRIL pada pertengahan tahun 2015 lalu.
Bahkan, SRIL harus mengalami penurunan harga hingga ke titik nadir setelah sebelumnya pada 24 Juli 2019 naik mencapai Rp362. Tercatat pada 20 Maret 2020, harga saham SRIL turun drastis hingga menyentuh angka Rp121.