sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Dekati All Time High Lagi, Sampai Kapan Harga Emas Meroket?

Market news editor Maulina Ulfa - Riset
05/04/2023 12:58 WIB
Harga spot emas saat ini diperdagangkan kurang dari USD50 dari rekor tertinggi sepanjang masa USD2.072,90 per ons, yang dicapai selama puncak pandemi Covid-19 p
Dekati All Time High Lagi, Sampai Kapan Harga Emas Meroket? (Foto: MNC Media)
Dekati All Time High Lagi, Sampai Kapan Harga Emas Meroket? (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Harga emas naik mendekati level tertinggi sepanjang sejarah pada Rabu (5/4). Ini seiring investor memborong aset safe haven ini di tengah tanda-tanda perlambatan pertumbuhan ekonomi hingga melemahnya dolar AS.

Emas di pasar spot naik 0,13% menjadi USD2.023,36 per troy ons pada pukul 12.00 WIB hari ini.

Sementara emas berjangka naik 0,1% menjadi USD2.040,25 per troy ons pada pukul yang sama.

Harga spot emas saat ini diperdagangkan kurang dari USD50 dari rekor tertinggi sepanjang masa USD2.072,90 per ons, yang dicapai selama puncak pandemi Covid-19 pada 2020.

Sumber: Investing.com

Pasar sebagian besar menepis komentar dari Presiden Federal Reserve Bank of Cleveland, Loretta Mester bahwa suku bunga AS akan terus naik meskipun ekonomi melemah. Mester juga menyarankan bahwa tarif akan tetap di atas angka 5% lebih lama.

Tetapi data aktivitas manufaktur yang lemah, ditambah dengan tanda-tanda pendinginan di pasar pekerjaan AS, membuat investor meragukan seberapa besar ruang ekonomi yang dimiliki The Fed untuk terus menaikkan suku bunga.

Indikator ekonomi yang lemah juga mendorong kekhawatiran akan resesi yang meningkat, mendorong aliran safe haven ke emas.

Harga emas sempat jatuh sejak awal Mei, karena kekhawatiran keruntuhan perbankan mendorong permainan safe haven menjadi emas. Sementara intervensi pemerintah meredakan kekhawatiran akan krisis perbankan yang lebih besar. Namun, kekhawatiran akan adanya luka yang tersisa pada ekonomi membuat permintaan emas tetap terjaga.

Pasar logam mulai ini juga diuntungkan dari meningkatnya jumlah taruhan bahwa The Fed akan dihadapkan pada ruang ekonomi yang terbatas untuk terus menaikkan suku bunga.

Data pada Selasa menunjukkan bahwa pesanan barang-barang manufaktur AS turun lebih dari yang diperkirakan pada bulan Februari. Sementara lowongan kerja juga terpantau turun. Ini terjadi setelah serangkaian indikator aktivitas manufaktur yang lemah dari seluruh dunia pada awal perdagangan Senin (3/4).

Lemahnya dolar AS pada perdagangan Rabu (5/4), menopang sebagian besar kenaikan logam mulia lainnya, dengan platinum berjangka naik 0,3%, sementara perak mengalami kenaikan 0,6%.

Sampai Kapan Emas Akan Naik?

Emas sebagian besar diperdagangkan di pasar OTC London, pasar berjangka AS (COMEX) dan Shanghai Gold Exchange (SGE). Emas menjadi instrumen investasi yang menarik selama periode ketidakpastian politik dan ekonomi.

Mengutip Capital.com, setengah dari konsumsi emas di dunia adalah perhiasan, 40% investasi, dan 10% industri.

Logam kuning berjangka di pasa COMEX New York dan emas batangan yang diperdagangkan di pasar emas spot sempat melonjak sekitar 2% pada Selasa, tertinggi dalam hampir dua minggu terakhir.

Sebagai komoditas yang diperdagangkan, emas didenominasi dalam dolar AS, yang menciptakan hubungan terbalik dengan the greenback. Ketika dolar AS naik terhadap mata uang lain, emas menjadi lebih mahal, yang akan melemahkan permintaan.

Sebaliknya, ketika USD jatuh, kondisi ini akan mengangkat harga emas karena logam mulia ini menjadi lebih murah untuk pembeli di luar negeri.

Sebelumnya, harga emas pernah melonjak ke level mendekati rekor pada Februari 2022 melewati USD2.000 per ons karena Rusia menginvasi Ukraina dan pesimisme yang menguasai pasar.

Namun, kondisi bullish emas berumur pendek karena komoditas memulai tren penurunan, dan jatuh lebih dari 20% pada September 2022. Penurunan ini didorong oleh dolar AS yang kuat dan kenaikan suku bunga yang agresif oleh The Federal Reserve (The Fed).

Namun, pada akhir 2022 dan minggu-minggu pertama 2023, logam mulia mengalami pembalikan tren, menikmati serangkaian kenaikan yang cukup fluktuatif.

Harga emas sempat naik 14% pada periode November 2022 hingga awal Februari 2023. Kondisi ini didukung oleh optimisme hawkish ketua The Fed Jerome Powell.

Ditambah lagi, pembukaan kembali ekonomi China dan karenanya permintaan perhiasan yang lebih kuat mendorong harga meroket pada awal tahun 2023.

Setelah merosot moderat pada akhir Februari, harga emas pecah sekali lagi, kali ini melewati angka USD2.000 untuk pertama kalinya dalam lebih dari setahun.

Lonjakan harga emas terjadi di tengah gejolak di sektor perbankan pasca ambruknya Silicon Valley Bank (SVB) yang memaksa investor mencari aset safe haven.

Volatilitas pasar yang sedang berlangsung menyebabkan analis hanya berspekulasi tentang perkiraan harga emas hingga tahun 2024.

Pada 13 Maret, ANZ Research menaikkan perkiraan harga emas dengan mempertimbangkan perlambatan siklus kenaikan suku bunga The Fed serta USD yang lebih lemah.

ANZ Research memperkirakan perdagangan logam mulia akan bertahan di level USD2.000 pada akhir 2023 dan meningkat menjadi USD2.075 pada September 2024.

Survei Reuters pada Januari lalu terhadap 38 analis memprediksi ekspektasi harga emas pada 2024 kurang optimis. Harga emas diperkirakan mencapai USD1.890 per ons pada tahun tersebut.

Analisis TradingEconomics pada 22 Maret lalu memperkirakan komoditas ini akan diperdagangkan pada level USD1.844 pada akhir kuartal pertama 2023. Model makro analisis TradingEconomics dan ekspektasi analis melihat harga logam mulia jatuh ke USD1779 per dalam waktu 12 bulan.

Namun, data hari ini sepertinya berkata lain dan mengubah lansekap pasar emas ke depan.

“Kenaikan terbaru emas setelah jeda satu minggu dalam reli empat minggu terakhir adalah tanda bahwa para trader tidak beranjak dari pandangan bahwa kenaikan suku bunga AS mendekati puncaknya dan mengharapkannya penurunan untuk tahun ini," kata Craig Erlam, analis di platform perdagangan online OANDA.

"Harga spot mencapai USD2.025 per troy ons menegaskan kelanjutan tren bullish yang mendominasi emas minggu ini, mengingatkan kita bahwa kenaikan berikutnya bisa terletak di level USD2.040," kata Sunil Kumar Dixit, kepala strategi teknis di SKCharting.com.

Dixit menambahkan, level harga emas berikutnya akan lebih tinggi dari USD2.060 dan akan lebih dekat ke rekor tertinggi yang terlihat semakin pasti dari hari ke hari.

“Tetapi jika emas gagal bertahan di atas USD2.010, maka kami akan terdorong ke bawah menuju area support USD2.000 dan USD1.990 di pasar spot,” tambah Dixit. (ADF)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement