Baru di bawahnya, menurut Nicodemus, ada reksa dana pasar uang yang mampu mencetak return sebesar 1,88 persen (ytd) dan reksadana campuran sebesar 1,68 persen (ytd). Di lain pihak, reksa dana saham justru pada periode yang sama tercatat minus 0,57 persen (ytd).
Nicodemus menjelaskan, moncernya kinerja reksa dana pendapatan tetap tak lepas dari tren penguatan pasar obligasi, terutama untuk jenis surat utang pemerintah.
Nicodemus mencatat, obligasi pemerintah berhasil tumbuh 3,5 persen (ytd), sedangkan obligasi korporasi meningkat 1,91 persen (ytd) di sepanjang enam bulan pertama tahun ini.
Memang, Nico mengakui, pada dua bulan pertama 2023 tren obligasi sempat masuk dalam gelombang pelemahan (bearish). Hal itu disebut Nicodemus sebagai imbas dari hawkish yang dilancarkan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserves (The Fed).
"Tapi sejak terjadi krisis perbankan di AS, penguatan obligasi langsung kencang, sehingga cukup mengubah gerak pasar. Tren itu juga didukung oleh ekspektasi bahwa The Fed bakal memperlambat laju kenaikan suku bunga, dengan melihat tren penurunan inflasi di sana," tutur Nicodemus.