IDXChannel - Investor legendaris Lo Kheng Hong (LKH) akhirnya buka suara soal alasannya memborong saham PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP). Ia menilai valuasi perusahaan sawit Grup Salim itu masih jauh di bawah nilai intrinsiknya.
“Saya membeli saham PT Salim Ivomas Pratama karena SIMP mempunyai: kebun sawit 241.046 hektare, karet 16.235 hektare, gula 13.878 hektare, coklat, teh, dan lain-lain 16.859 hektare,” ujar Lo Kheng Hong kepada IDXChannel.com, Kamis (26/6/2025).
Jika seluruh lahan tersebut dijumlahkan, totalnya mencapai 288.018 hektare. Menurut perhitungannya, aset tersebut mengimplikasikan potensi nilai yang besar.
“Andaikata 1 hektare [setara dengan] USD10.000, maka 288.018 bernilai USD2.880.180.000,” tuturnya. Ia lalu mengonversi angka itu ke rupiah. “Kalau dirupiahkan menjadi 16.300 x 2.880.180.000 = Rp46,9 triliun.”
LKH menekankan, nilai itu belum termasuk aset non-perkebunan seperti lini bisnis konsumen SIMP yang cukup terkenal. “Belum minyak goreng Bimoli, Palmia margarin, dan lain-lain,” imbuh Pak Lo.
Dengan potensi sebesar itu, Lo Kheng Hong menyiratkan, valuasi pasar SIMP di bursa saat ini terbilang murah alias undervalued. “Harga pasar SIMP di bursa hanya Rp7 triliun,” katanya.
Ia pun menilai ada peluang besar di balik selisih nilai tersebut. “Ada selisih harga Rp40 triliun antara harga pasar dengan nilai perusahaan,” tuturnya.
Diwartakan sebelumnya, sosok yang kerap dijuluki Warren Buffett-nya Indonesia ini kini resmi muncul sebagai pemegang saham dengan porsi signifikan—di atas 5 persen—di SIMP.
Berdasarkan data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 24 Juni 2025, LKH menguasai 778,85 juta saham SIMP. Angka tersebut setara dengan 5,02 persen kepemilikan di perusahaan perkebunan itu.
Belum diketahui pasti kapan dan di harga berapa LKH mulai memborong saham SIMP. Namun jika mengacu pada harga penutupan saham SIMP per 26 Juni 2025 yang berada di level Rp460 per unit, maka nilai investasinya saat ini berkisar Rp358,27 miliar.
Jejak LKH, dari Gajah Tunggal hingga PGN
Langkah ini sekaligus menambah panjang daftar emiten yang diketahui berada dalam portofolio Lo Kheng Hong. Sebelumnya, ia sudah tercatat sebagai pemegang saham dengan porsi lebih dari 5 persen di sejumlah emiten seperti PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), PT Global Mediacom Tbk (BMTR), PT Intiland Development Tbk (DILD), serta PT ABM Investama Tbk (ABMM).
Selain itu, LKH juga tercatat memiliki saham di sejumlah bank besar meskipun porsinya belum mencapai 5 persen. Beberapa nama yang masuk dalam portofolio investasinya antara lain PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), serta beberapa bank swasta seperti PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN).
Tak hanya itu, Pak Lo juga disebut memiliki sebagian kecil saham di PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT), emiten sawit lainnya, serta PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), anak usaha Pertamina yang bergerak di sektor hilir gas bumi. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.