Di tengah pelemahan IHSG, capital outflow juga tinggi dalam lima hari perdagangan terakhir. William melihat yang jelas bahwa Indonesia sudah merilis data inflasi diatas 4 persen yang menjadi sentimen negatif bagi pasar saham Indonesia.
"Kemudian juga di situasi ekonomi dunia yang sedang tidak menentu itu juga bisa memicu banyak capital outflow dari pasar saham kita ya," jelas William.
Adapun saat ini data inflasi di Amerika Serikat juga cukup tinggi dan dengan kondisi seperti ini, William memperkirakan bank sentral dunia berpotensi lebih besar menaikkan suku bunga.
Beberapa analis juga sampai memangkas target IHSG hingga akhir tahun. Untuk Kanaka Hita Solvera sendiri, target IHSG dalam waktu dekat mampu melanjutkan penurunan 6.300-6.200.
"Kalau kita lihat dari April lalu hingga saat ini, peluang sampai kuartal II mungkin IHSG bergerak ke area 6.300an, untuk akhir tahun jika IHSG tidak melanjutkan penurunannya IHSG bisa ke 6.500-6.700," pungkas William. (RRD)