"Ekspektasi kinerja positif sektor perbankan di semester II-2024 menyusul kemungkinan penurunan suku bunga oleh The Fed dan Bank Indonesia (BI) dalam waktu dekat serta fundamental BSI yang solid,” ujarnya.
Hingga semester I-2024, BSI mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 20,28 persen YoY mencapai Rp3,39 triliun. Total aset pun mengalami peningkatan 15,10 persen YoY menjadi Rp361 triliun, di mana pembiayaan BSI masih didominasi oleh segmen konsumer.
Bisnis Emas Jadi Mesin Pertumbuhan Baru
Rizky menambahkan, ke depannya, bisnis emas akan menjadi new growth engine di segmen pembiayaan konsumer dan bagian dari diversifikasi portofolio untuk menjaga stabilitas pendapatan perusahaan.
Sebagai gambaran, investasi pada emas cukup menarik. Pada 30 Desember 2023, harga emas mencapai Rp1,02 juta per gram, namun melonjak menjadi Rp1,23 juta per gram pada 30 Juni 2024, meningkat sekitar 20 persen.
Selain memberikan yield yang menarik, sifat emas sebagai safe haven yang aman dan likuid, cocok untuk menjaga nilai aset di tengah ketidakstabilan ekonomi. Hingga Juni 2024, pembiayaan emas BSI mencapai Rp 8,9 triliun, naik 41,27 persen YoY, dengan tingkat NPF mendekati nol.