IDXChannel- Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menunjukkan tren penguatan di akhir pekan ini. Rupiah terapresiasi sebesar 0,33 persen dalam sepekan.
Berdasarkan data Bloomberg dikutip Minggu (6/7/2025), rupiah bergerak dari level Rp16.238 pada awal pekan, Senin (30/6/2025) dan akhirnya kembali ke Rp16.185 pada penutupan perdagangan Jumat (4/7/2025).
Sementara rupiah Jisdor sepekan juga menguat 0,18 persen ke Rp16.204 per dolar AS. Secara harian, rupiah spot tercatat menguat tipis 0,06 persen dan rupiah Jisdor apresiasi 0,03 persen.
Adapun Bank Indonesia (BI) mencatat rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.185 per dolar AS saat akhir perdagangan Kamis (3/7/2025) lalu.
Kemudian rupiah dibuka pada Jumat (4/7/2025) pada level (bid) Rp16.200 per dolar AS. Hal ini berbeda indeks dolar terhadap enam mata uang atau DXY melemah ke level 97,18.
Menurut pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, pasar gelisah atas rencana AS untuk tarif perdagangan, setelah Trump mengatakan dia akan mulai mengirim surat yang menguraikan tarif yang direncanakannya ke ekonomi utama paling cepat pada hari Jumat.
“Komentar presiden menandai perubahan tajam dari klaim sebelumnya bahwa Washington akan menandatangani 90 kesepakatan perdagangan dalam 90 hari, dengan Trump mengakui kompleksitas upaya semacam itu,” tulis Ibrahim dalam risetnya.
Tarif "hari pembebasan" Trump, yang menguraikan pungutan impor antara 20 persen hingga 50 persen pada ekonomi utama, akan mulai berlaku mulai 9 Juli.
Sejauh ini, AS baru menandatangani perjanjian perdagangan dengan Inggris dan Vietnam, serta perjanjian kerangka kerja dengan China. Tarif tersebut, jika diberlakukan dalam skala penuh, akan mengganggu perdagangan global dan menekan ekonomi berorientasi ekspor utama di Asia.
Selain itu, kekhawatiran atas defisit fiskal AS saat Kongres menyetujui RUU pemotongan pajak besar-besaran Presiden Trump pada hari Kamis. RUU yang memotong pajak, meningkatkan keamanan perbatasan, dan menurunkan pengeluaran jaring pengaman sosial sekarang diserahkan ke meja Trump, menjelang target 4 Juli yang ia tetapkan untuk menyelesaikan undang-undang tersebut.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memberikan sinyal pemangkasan lanjutan suku bunga acuan atau BI-Rate, setelah dua kali menurunkannya masing-masing sebesar 25 basis point (bps) pada Januari dan Mei 2025 hingga ke level 5,50 persen.
BI masih ada ruang untuk menurunkan suku bunga BI-Rate ke depan Ruang penurunan BI-Rate ke depan sejalan dengan proyeksi inflasi yang tetap rendah. Terbukanya ruang pemangkasan BI-Rate juga dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi.
BI berkomitmen dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah baik melalui intervensi di pasar offshore non-delivery forward (NDF) maupun intervensi pada transaksi spot dan domestic non-delivery forward (DNDF).
Masih dari sisi kebijakan moneter, BI terus menambah likuiditas termasuk membeli Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar sekunder. Hingga 26 Juni 2025, bank sentral telah membeli SBN dari pasar sekunder sebesar Rp132,9 triliun.
Dengan demikian, Ibrahim memprediksi bahwa mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya dan berpotensi ditutup menguat dalam rentang Rp16.140 - Rp16.190 per USD.
(Ibnu Hariyanto)