Saham-saham Tiongkok mengalami penurunan tajam selama dua minggu terakhir, dengan sentimen negatif terhadap negara tersebut dan Asia secara keseluruhan. Kerugian di Hong Kong juga didorong oleh penurunan saham-saham teknologi kelas berat.
Dari sentimen domestik, pasar merespon positif terhadap Dana Moneter Internasional (IMF), yang mengingatkan presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka untuk berkomitmen menjaga defisit fiskal di bawah 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) demi mencapai visi Indonesia Emas 2045.
IMF melihat fiskal Indonesia akan mengalami ekspansi pada 2024-2025. Namun, IMF melihat defisit yang sedikit lebih kecil akan mendukung pertumbuhan dan bauran kebijakan yang lebih seimbang sekaligus menjaga ruang kebijakan untuk merespons risiko-risiko negatif.
Hal tersebut juga diamini oleh pemerintah, melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan tetap dijaga di bawah 3 persen. Hal itu dinilai menjadi komitmen pemerintah dan akan dilanjutkan presiden terpilih Prabowo Subianto.
Sebagaimana diketahui, APBN kini menjadi perhatian serius bagi investor karena khawatir defisit akan menembus level 3 persen PDB melihat rencana belanja yang dilakukan. Saat ini penyusunan RAPBN 2025 telah dimulai. Terkait postur defisit yang dirancang dalam RAPBN 2025 sebesar 2,29-2,82 persen PDB, Sri Mulyani menyebut, hal itu telah memperhitungkan makan bergizi gratis.