Taufan Sukma/IDX Channel
IDXChannel - Harga emas ditutup melemah pada pada akhir perdagangan Senin (11/7/2022), atau Selasa (12/7/2022) pagi waktu Indonesia, berubah arah dari tren positif yang sempat terjadi pada dua sesi perdagangan terakhir.
Pelemahan terjadi sebagai respon atas pergerakan nilai tukar dolar AS terhadap kelompok mata uang utama dunia (safe haven) yang melonjak ke level tertinggi dalam dekade terakhir, sehingga membuat pelaku pasar cenderung berpaling dari logam mulia.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, merosot 10,6 dolar AS (0,61 persen) menjadi 1,731,70 dolar AS per ounce. Posisi emas berjangka bahkan anjlok ke posisi terendah sejak akhir September 2021.
Kenaikan indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang global hingga melampaui level 108, sekaligus menjadi titik tertinggi baru sejak Oktober 2002 lalu. Hal tersebut berubah menjadi tekanan bagi emas, sehingga terpaksa kehilangan 3,3 persen di sepanjang pekan lalu.
Lonjakan terjadi seiring masih dikhawatirkannya potensi terjadinya resesi, meski rilis data pekerjaan AS kemarin cukup meredakan situasi. Tak hanya itu, pelaku pasar juga masih menunggu data indeks harga konsumen yang bakal dirilis pada Rabu (13/7/2022) dan indeks harga produsen yang terbit Kamis (14/7/2022).
