Fahmi Abidin
IDXChannel - Kurs Dolar Amerika Serikat (AS) alami kerugian di akhir perdagangan Rabu waktu setempat, dipicu investor bertaruh pada kelangsungan hidup Perdana Menteri Inggris Teresa May dari mosi tidak percaya dalam Partai Konservatif itu sendiri.
Dikutip dari Xinhua pada Kamis (13/12), sedikitnya terdapat 200 anggota parlemen Konservatif memilih May untuk tetap melanjutkan kepemimpinannya, dibandingkan dengan 117 anggota parlemen yang menolak.
Hal tersebut membuat Pound sterling rebound 1% setelah May memenangkan pemungutan suara. Kemenangan yang diperoleh dengan susah payah memastikan sang Perdana Menteri akan terus mendapatkan dukungan untuk kesepakatan Brexit yang belum ditentukan yang sebelumnya disepakati oleh Brussels, yang dianggap oleh lawan sebagai kompromi Inggris pada perdagangan dan hak-hak lainnya.
Meski demikian, analis mengatakan bahwa keraguan masih menggantung di pasar tentang apakah May akan bisa mendapatkan kesepakatan perceraian Inggris-Uni Eropa melalui Parlemen Inggris nanti.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi USD1,1365 dari USD1,1326 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi USD1,2632 dari USD1,2528 pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi USD0,7219 dari USD0,7205.
