Sumantri menjelaskan, RATU memiliki konservatif dalam akuisisi sehingga menghindari blok-blok migas yang masih dalam tahap pengembangan alias eksplorasi. Perseroan memperhitungkan secara matang risiko dalam berinvestasi.
“Jadi karena kita baru IPO, kita sangat berhitung soal risiko, terutama risiko finansial, sehingga kita memutuskan untuk tidak masuk kepada blok-blok migas yang sifatnya masih spekulatif,” katanya.
Secara umum, kata Sumantri, kinerja RATU sangat dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak. Tensi geopolitik yang saat ini terjadi di Timur Tengah ikut memengaruhi bisnis RATU.
“Kalau kita melihat tensi, harga minyak sangat dipengaruhi oleh geopolitik global, setiap kali ada perang seperti ini, dampaknya selalu kepada kenaikan harga," ujarnya.
Selain itu, pergerakan harga minyak juga dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti permintaan yang merupakan refleksi dari pertumbuhan ekonomi global serta suplai minyak dari negara-negara produsen.