IDXChannel - PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) berencana mengakuisisi aset minyak dan gas (migas). Saat ini, proses identifikasi atas blok-blok migas yang potensial tengah dilakukan.
Anak usaha PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) itu saat ini berpartisipasi dalam pengelolaan dua blok migas besar, yakni Blok Jabung bersama PetroChina dan Blok Cepu dengan ExxonMobil. Kehadiran aset baru diharapkan bisa mendongkrak kinerja perseroan.
Direktur Utama RATU, Sumantri mengatakan, perseroan mengincar blok migas yang sudah berproduksi. Dia mengaku sudah mengantongi blok migas yang diincar, namun belum bisa membocorkannya.
Menurutnya, proses akuisisi blok migas memiliki aturan yang ketat sehingga tidak bisa diumumkan sebelum mendapatkan persetujuan dari pemerintah.
“Saya bisa menyampaikan sebenarnya, tetapi itu bukan kepastian apakah akhirnya kita akan akuisisi aset tersebut, karena semua tergantung kepada nilai komersial yang kita perhitungkan, itu bisa kita bayar dengan memperhitungkan seluruh risiko yang ada,” ujarnya dalam Podcast "The Fundamentals" IDX Channel, Rabu (25/6/2025).
Sumantri menjelaskan, RATU memiliki konservatif dalam akuisisi sehingga menghindari blok-blok migas yang masih dalam tahap pengembangan alias eksplorasi. Perseroan memperhitungkan secara matang risiko dalam berinvestasi.
“Jadi karena kita baru IPO, kita sangat berhitung soal risiko, terutama risiko finansial, sehingga kita memutuskan untuk tidak masuk kepada blok-blok migas yang sifatnya masih spekulatif,” katanya.
Secara umum, kata Sumantri, kinerja RATU sangat dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak. Tensi geopolitik yang saat ini terjadi di Timur Tengah ikut memengaruhi bisnis RATU.
“Kalau kita melihat tensi, harga minyak sangat dipengaruhi oleh geopolitik global, setiap kali ada perang seperti ini, dampaknya selalu kepada kenaikan harga," ujarnya.
Selain itu, pergerakan harga minyak juga dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti permintaan yang merupakan refleksi dari pertumbuhan ekonomi global serta suplai minyak dari negara-negara produsen.
“Jadi kita sangat tergantung pada faktor eksternal. Saya rasa minyak itu seiring pertumbuhan ekonomi dunia juga masih akan cukup tinggi permintaannya,” ujar Sumantri.
(Rahmat Fiansyah)