"Forum ini diharapkan dapat menjadi platform dan media dialog untuk mendorong konsensus tentang peran sekretaris perusahaan dalam mempromosikan keselarasan bisnis dan pembangunan berkelanjutan melalui ESG," tutur Katharine.
Sehingga sekretaris perusahaan, sebagai fungsi yang menjembatani antara perusahaan dengan pemangku kepentingan, disebut Katharine memiliki peran penting dalam mengawal dan mendorong perusahaan mengimplementasikan ESG dari segi strategi dan implementasi.
Sementara, Direktur Eksekutif World Business Council For Sustainable Development (WBCSD) Asia Pacific, Joe Phelan, yang juga menjadi narasumber dalam forum ini, menjelaskan bahwa saat ini sustainability tidak lagi bersifat voluntary, namun telah menjadi mandatory bagi pelaku bisnis di seluruh dunia.
Phelan pun mengimbau kepada perusahaan di Indonesia untuk segera mengadopsi ESG dalam tata kelola perusahaan mereka.
"Kemampuan sebuah perusahaan untuk menampilkan performa keberlanjutan perlu selaras antara top hingga ke bottom management. Untuk merealisasikan hal ini, dibutuhkan orang-orang yang memiliki hati untuk bergerak mewujudkan sustainability. Akuntabilitas ini perlu didukung oleh oleh pemerintah melalui regulasi dan juga organisasi lain seperti GRI," tegas Phelan. (TSA)