"Metode baru ini membuat alokasi anggaran lebih tepat sasaran. Dipilih desa yang lebih mudah dijangkau dulu agar ekspansinya lebih cepat. Sehingga segera menciptakan multiplier effect, menyerap tenaga kerja baru, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah 3T," jelasnya.
Darmawan juga menyampaikan bahwa PLN menargetkan rasio elektrifikasi akan mencapai 100% di 2025.
Namun, dirinya memberi catatan bahwa biaya investasi untuk membangun infrastruktur kelistrikan di daerah 3T bisa berkali-kali lipat dibanding daerah perkotaan.
Sebagai gambaran, untuk menyambung listrik di daerah perkotaan yang sudah ada JTR biayanya sekitar Rp1 juta. Tapi di daerah terpencil yang belum ada JTR biayanya bisa melonjak menjadi Rp 25 - 37 juta.
"Jadi, memang secara ekonomi kalau dihitung secara teliti tidak masuk. Tetapi, berkat alokasi PMN ini saudara kita yang belum berlistrik bisa turut menikmati listrik. Sebab itu, kami akan selalu all out menghadirkan listrik ke seluruh Indonesia," pungkas Darmawan.
(DES)