sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Drama IPO Prima Multi (PMUI): Nyaris Batal Listing, Saham ARB Dua Hari Beruntun

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
11/07/2025 10:36 WIB
Saham PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk (PMUI) masih melanjutkan pelemahan pada hari kedua perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Drama IPO Prima Multi (PMUI): Nyaris Batal Listing, Saham ARB Dua Hari Beruntun. (Foto: BEI)
Drama IPO Prima Multi (PMUI): Nyaris Batal Listing, Saham ARB Dua Hari Beruntun. (Foto: BEI)

IDXChannel - Saham PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk (PMUI) masih melanjutkan pelemahan pada hari kedua perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (11/7/2025), usai debut yang lesu sehari sebelumnya.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga pukul 10.22 WIB, saham PMUI anjlok 14,38 persen ke level Rp131 per saham, mendekati batas auto rejection bawah (ARB) 15 persen. Nilai transaksi tercatat Rp17,34 miliar dengan volume perdagangan mencapai 126,8 juta saham.

Ini menjadi kali kedua saham PMUI tersungkur dalam dua hari beruntun sejak resmi melantai di bursa. Pada perdagangan debut, Kamis (10/7), saham emiten ini juga ditutup di level ARB 15 persen.

Dengan pelemahan ini, harga saham PMUI tercatat sudah anjlok lebih dari 25 persen hanya dalam dua hari.

Sebelumnya, proses pencatatan saham PMUI di BEI nyaris batal sehari sebelum jadwal resmi, Kamis (10/7). Penyebabnya, penjamin pelaksana emisi efek disebut gagal menjual seluruh saham yang ditawarkan dalam penawan umum saham perdana (IPO).

Pengamat pasar modal Michael Yeoh menyoroti salah satu faktor yang membuat PMUI sepi peminat. Ia mengungkapkan, dalam prospektus PMUI terdapat alokasi dana yang dianggap tidak lazim.

"Jika kita melihat dari prospektus, ada dalam satu klausul peruntukan bahwa 26,8 persen dari penggalangan dana IPO diperuntukkan untuk pembelian rumah atau lahan di Cirebon sebagai aset pribadi direktur pemilik saham," ujar Michael, Jumat (11/7/2025).

Menurutnya, kebijakan itu memicu keraguan di kalangan investor. "Beberapa investor menilai peruntukan dana IPO PMUI yang kurang tepat sasaran," kata Michael.

Ia pun menambahkan, minimnya minat investor langsung tercermin dari hasil penghimpunan dana yang jauh dari target. "Sehingga raising fund di pooling sepi peminat. Rumornya, hanya berhasil raising fund sebesar 25 persen dari total Rp125 miliar," tuturnya.

Situasi ini membuat BEI sempat menunda pencatatan saham PMUI. Sempat beredar pula tangkapan layar email resmi dari BEI yang menyatakan pencatatan saham PMUI dibatalkan, sehingga memicu spekulasi IPO ini gagal.

Mengutip pemberitaan sejumlah media, Komisaris Independen PMUI Theo Lekatompessy mengakui hanya 25 persen saham yang terserap pasar. Padahal, IPO ini menggunakan skema full commitment, yang seharusnya mewajibkan underwriter menyerap sisa saham tak terjual. Namun, kenyataannya underwriter gagal memenuhi kewajiban tersebut.

Ia mengungkapkan manajemen PMUI akhirnya menanggung kekurangan dana, termasuk menyuntik dana langsung agar proses tetap berjalan.

Setelah seluruh kewajiban diselesaikan dan dokumen dilengkapi, BEI akhirnya mengizinkan PMUI melantai di bursa bersama sejumlah emiten lainnya.

Informasi saja, PMUI menawarkan 1,16 miliar saham kepada publik, atau setara 20 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor. Harga IPO sebesar Rp180 per saham, dengan total nilai fundraising mencapai Rp208,8 miliar.

Pihak yang bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi dan dan penjamin emisi efek adalah PT Korea Investment and Sekuritas Indonesia.

Mengutip keterangan di website e-IPO, PMUI adalah perusahaan distributor produk telekomunikasi, terutama untuk kartu perdana dan paket data XL Axiata. Perseroan memulai usahanya pada 1998 sebagai toko kecil di Cirebon yang menjual ponsel bekas, kartu SIM, dan aksesori telepon seluler.

Dalam kurun 1999–2001, PMUI berkembang pesat dengan membuka 11 toko di wilayah Cirebon. Pada 2002–2006, perseroan menjadi distributor resmi untuk Telkomsel, Indosat, Fren, dan Esia. Kemudian pada 2007, PMUI resmi menjadi distributor XL, dimulai dari wilayah Cirebon.

Pada 2011, PMUI mengubah statusnya menjadi Perseroan Terbatas (PT) dan memperluas jaringan distribusi ke Sumatera. Hingga 2024, perusahaan terus menambah kantor cabang seiring meningkatnya kepercayaan dari XL.

Saat ini, PMUI tidak hanya mendistribusikan produk XL, tetapi juga menjual aksesori ponsel seperti kabel data, charger, powerbank, headset, dan speaker bluetooth dengan merek Philips dan VDENMENV. Selain itu, PMUI memiliki entitas anak dan perusahaan cucu yang bergerak di distribusi produk fast-moving consumer goods (FMCG). (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement