"Di tengah ketidakpastian ekonomi global ini, kita harus fokus melakukan upaya terbaik untuk hal-hal yang bisa kontrol. Apa yang bisa kita kontrol? tentu kualitas benur, pakan, air dan persiapan tambak yang baik," ujar Hendri.
Hendri juga menyatakan bahwa upaya menjaga cost budidaya bukan berarti asupan pakan harus dikurangi atau pakan diganti dengan yang lebih murah, melainkan lebih penting lagi adalah memperhatikan kandungan pakan yang tepat.
Secara terpisah, CPRO juga mengadakan simposium serupa di Surabaya, sebagai wadah diskusi dan silatuhmi bagi para petambak dan stake holder lain di wilayah timur Indonesia, di antaranya wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lombok, Sumbawa, hingga Sulawesi.
Mengusung tema yang sama, salah satu sesi diskusi di Surabaya spesifikmembahas topik terkait praktek Two Steps Culture yang ditujukan untuk menekan risiko kegagalan di awal budidaya.
Kedua simposium ini juga menghadirkan pakar aquatic animal health dari CP Food yaitu Dr. Prakan Chiarahkhongman. Dalam rangkaian acara ini, CPRO memperkenalkan salah satu produk pakan dengan formulasi terbaru, yaitu Pakan Irawan PRO yang diformulasikan untuk proses budidaya berkelanjutan dan memiliki kandungan protein 36 persen.