Hutan mangrove mampu mengurangi dampak gelombang laut, melindungi pantai dari abrasi, serta menyaring polutan yang masuk ke laut. Selain itu, mangrove juga menjadi habitat bagi beragam keanekaragaman hayati dan sumber pangan penting bagi masyarakat pesisir.
Namun, Sheren menjelaskan, kawasan Pantai Bahagia mengalami kerusakan ekosistem akibat alih fungsi lahan menjadi tambak, pemukiman, dan sawah.
Hal ini menyebabkan abrasi yang cukup parah, dilaporkan mencapai 10-20 meter per tahun, serta hilangnya fungsi alami mangrove sebagai habitat bagi hewan pesisir.
"Kami sangat bangga dapat melanjutkan upaya pelestarian mangrove di Pantai Bahagia sebagai bagian dari kontribusi nyata dalam mengurangi emisi karbon dan mendukung target NDC Indonesia. Kami yakin program ini bisa membawa dampak positif terhadap lingkungan dan kesejahteraan masyarakat setempat," ujar Sheren.
Penanaman tahun ini dilakukan bersama LSM Ahli Salam Semesta, yang berperan penting dalam proses penanaman dan pemeliharaan mangrove di Pantai Bahagia.