IDXChannel - Kondisi ekonomi global saat ini tengah menghadapi ketidakpastian yang tinggi. Pasalnya, masih banyak sentimen negatif yang membuat ekonomi global bergejolak, antara lain tingkat inflasi tinggi di sejumlah negara, hingga perang Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung.
Tahun depan bahkan diperkirakan akan terjadi resesi global, akibat banyak negara yang menaikkan suku bunga acuannya, juga melambatnya ekonomi dunia.
Di tengah ancaman resesi global ini, sektor apa saja yang defensif terhadap kondisi ini?
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo mengatakan, salah satu sektor yang tahan di tengah gejolak ekonomi saat ini yaitu sektor energi. Hal ini ditopang oleh tingginya kebutuhan energi dunia, khususnya pada musim dingin dunia di belahan utara yang salah satunya membutuhkan batu bara sebagai sumber energi listrik.
“Di tengah gejolak ekonomi saat ini, ada baiknya para investor lebih konservatif dalam mengambil keputusan investasinya, mengingat besarnya tekanan jual di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan naiknya inflasi di Indonesia,” kata William kepada MNC Portal Indonesia, dikutip Selasa (11/10/2022).
Sementara itu, Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata menyebut bahwa, tidak ada sektor secara spesifik defensif dari ancaman resesi. Karena hal tersebut akan mempengaruhi daya beli dan keberlangsungan semua entiti usaha secara global sistemik.
“Namun, sampai akhir tahun kami melihat empat sektor ini masih bisa jadi andalan dalam menghadapi isu kenaikan suku bunga global dan tekanan inflasi, yaitu perbankan, telekomunikasi, komoditi seperti energi, bahan baku dan CPO, serta konsumer,” kata Liza.
Ia menjelaskan, sektor komoditi masih menjadi andalan ekspor Indonesia, didorong oleh kebutuhan musim dingin di mana sebagian besar negara memerlukan banyak suplai energi, sementara masalah suplai bahan bakar masih melanda, terkait sanksi ekonomi mereka kepada Rusia.
“Ketegangan geopolitik ini bisa kita ambil keuntungan berkat naiknya harga komoditi dunia, yang justru jadi karakter pasar kita,” imbuhnya.
Senada dengan Liza, Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana merekomendasikan saham di sektor telekomunikasi di tengah kondisi gejolak ekonomi saat ini.
“Belajar dari pandemi 2020, maka sektor telekomunikasi adalah yang paling defensif,” kata Wawan.
Namun, ia mengatakan bahwa Indonesia saat ini masih jauh dari resesi. Adapun, tantangan yang dihadapi saat ini lebih kepada naiknya suku bunga acuan baik oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed, maupun oleh Bank Indonesia (BI).
Wawan memperkirakan, The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 4.5% tahun ini. Sementara, Bank Indonesia akan kembali mengerek suku bunga sebesar 25 basis poin.
(NDA)