IDXChannel - Walaupun pandemi Covid-19 belum berakhir, namun sejumlah komoditas ekspor sudah menunjukkan pemulihan jauh lebih cepat. Hal ini memberikan optimisme bagi Lembaga Pembiyaan Ekspor Indonesia (LPEI) pada tahun ini.
Corporate Secretary LPEI Agus Windiarto menyampaikan, pada tahun ini, beberapa komoditas juga diyakini akan pulih, antara lain produk-produk manufaktur seperti produk tekstil, karet dan turunannya, kertas, dan kendaraan atau otomotif.
"LPEI di tahun ini akan fokus penyaluran pembiayaan dan dukungan terhadap sektor-sektor yang akan mengalami perbaikan serta memiliki dampak dalam pemulihan ekonomi nasional," ucap Agus Windiarto, dalam Siaran Pers, Selasa (19/1/2021).
Selama tahun 2020, beberapa komoditas menunjukan pemulihan lebih cepat sehingga memiliki kinerja ekspor yang baik antara lain minyak kelapa sawit, furniture, nikel, besi, baja, emas, dan sektor perikanan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru, hingga kuartal III-2020, meski masih kontraksi, namun ekonomi Indonesia mengalami pemulihan, ini terlihat perbaikan pada berbagai indikator.
Salah satu lapangan usaha yang menunjukkan perbaikan adalah sektor industri. Beberapa sektor lain bahkan masih mencatatkan pertumbuhan positif. Misalnya saja pertanian dan informasi dan komunikasi yang masing-masing tumbuh 2,15 persen dan 10,61 persen. Jasa kesehatan bahkan tumbuh 15,33 persen, naik signifikan dibandingkan kuartal kedua 3,71 persen.
Harga komoditas pangan di kuartal ketiga seperti minyak kelapa sawit dan kedelai mengalami peningkatan. Tren serupa terjadi pada komoditas hasil tambang di pasar internasional.
Agus menambahkan, hingga saat ini LPEI telah mampu melahirkan 60 eksportir baru dan 2.200 UKM binaan yang siap untuk melakukan ekspor. Sampai Desember 2020 (unaudited) LPEI telah menyalurkan pembiayaan ekspor senilai Rp 90,4 triliun LPEI juga telah mampu menyalurkan penjaminan senilai Rp 9,9 triliun dan asuransi senilai Rp 8,1 triliun.
LPEI juga terus melakukan peningkatan kualitas pembiayaan dan penguatan proses bisnis antara lain melalui penguatan tata kelola & manajemen risiko.
"Tahun 2020 merupakan titik balik perbaikan kinerja keuangan dan diharapkan berlanjut ditahun 2021," ucap Agus.