Seperti diketahui, berdasarkan hasil dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) JARR yang digelar pada Jumat (24/11/2023), pemegang saham mayoritas setuju dengan rencana merger JARR dan PT Jhonlin Agro Lestari (JAL).
Merger tersebut akan membuat aset JARR bertambah. Serta, birokrasi akan lebih pendek, sehingga biaya lebih terkendali dan murah. Tak hanya itu saja, manajemen JARR menyatakan merger kedua perusahaan akan mendorong adanya integrasi dan optimalisasi yang lebih baik dari rantai pasok.
Berdasarkan laporan keuangan hingga kuartal III-2023, JARR mencatat penjualan bersih Rp1,99 triliun di semester I 2023. Angka ini anjlok 21 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp2,52 triliun.
JARR juga mencatat penurunan beban pokok penjualan pada periode Januari-Juni 2023, menjadi Rp1,89 triliun dari sebelumnya Rp2,27 triliun. Namun, laba bruto JARR tetap lebih rendah pada periode tersebut menjadi Rp97,93 miliar dari sebelumnya Rp253,92 miliar.
Dalam laporan keuangannya, laba usaha JARR per Juni 2023 turun menjadi Rp54,79 miliar dari sebelumnya Rp208,52 miliar. Sementara laba periode tahun berjalan emiten milik Haji Isam ini juga turun dari sebelumnya Rp147,95 miliar menjadi Rp21,21 miliar.
Alhasil, jumlah penghasilan komprehensif periode berjalan JARR tertekan menjadi Rp21,09 miliar dibanding periode sama tahun sebelumnya Rp148,03 miliar. Angka ini anjlok sebesar 85,75 persen.
(FAY)