Naga pun memastikan, sampai dengan saat ini, tidak ada informasi atau kejadian penting lainnya yang material yang dapat disampaikan oleh perseroan.
"Perseroan mengetahui adanya informasi material yang dapat memengaruhi kelangsungan hidup perusahaan serta dapat memengaruhi harga saham perseroan, maka perseroan akan segera menyampaikannya kepada pihak otoritas (OJK dan BEI) sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan yang berlaku," pungkas Naga.
Sekadar informasi, melansir Bloomberg News, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut, pengendali ANJT berniat melego kepemilikan mereka di ANJT di valuasi USD400 juta hingga USD500 juta.
Dengan asumsi kurs Rp15.670 per USD, nilai tersebut setara dengan Rp6,27 triliun hingga Rp7,84 triliun. Angka tersebut jauh di atas kapitalisasi pasar (market cap) ANJT saat ini yang mencapai Rp2,53 triliun.
Penasihat keuangan dikabarkan telah diminta untuk mengajukan proposal mengenai kemungkinan penjualan perusahaan tercatat di Jakarta yang dikenal sebagai ANJ, kata sumber anonim tersebut.
Pemegang saham yang dimaksud adalah PT Austindo Kencana Jaya dan PT Memimpin Dengan Nurani, yang keduanya memiliki 40,9% di ANJ, menurut data yang dihimpun Bloomberg.
Sumber tersebut melanjutkan, pertimbangan sedang berlangsung dan pemegang saham dapat memutuskan untuk tidak melakukan penjualan.
(FAY)