IDXChannel - PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) melalui dua entitasnya menandatangani dua nota kesepahaman strategis dengan PT Pupuk Indonesia (Persero) untuk pengembangan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCUS/CCS) di lapangan gas Arun, Aceh, serta penjualan gas dari blok Gebang, Sumatera Utara.
ENRG melalui anak usaha PT Pema Global Energi (PGE), yang 48 persen sahamnya dimiliki oleh EMP, akan bekerja sama dengan Pupuk Indonesia dalam proyek pengembangan fasilitas CCS dan CCUS di Wilayah Kerja B.
Wilayah tersebut mencakup lapangan gas Arun yang dinilai cocok sebagai tempat penyimpanan karbon.
Direktur Utama & CEO ENRG, Syailendra S. Bakrie, mengatakan lapangan gas Arun memiliki karakteristik geologi yang mendukung, termasuk reservoir batu gamping dan batuan penutup.
"Ini sangat baik untuk meminimalkan kebocoran karbondioksida ke permukaan. Estimasi kapasitas penyimpanannya mencapai 504 juta ton CO₂," kata dia di Jakarta, dikutip Minggu (13/7/2025).
Anak usaha ENRG lainnya, EMP Gebang Limited, juga menandatangani MoU untuk menjual gas yang akan diproduksi dari blok Gebang kepada Pupuk Indonesia.
Blok ini diharapkan mulai memproduksi 40 juta kaki kubik gas per hari pada semester pertama 2027, dan meningkat hingga 140 juta kaki kubik per hari pada 2030.
Syailendra mengatakan bahwa inisiatif pengembangan CCS/CCUS ini mendukung target pemerintah mencapai net zero emission pada 2060.
"Pada kuartal I-2025, Wilayah Kerja B memproduksi sekitar 45 juta kaki kubik gas per hari dan 1.033 barel minyak per hari," tuturnya.
Wakil Direktur Utama & CFO EMP, Edoardus Ardianto, menambahkan kebutuhan gas Pupuk Indonesia diperkirakan mencapai 100 juta kaki kubik per hari.
"Gebang diharapkan menjadi salah satu sumber pasokan utama PI ke depan," ujarnya.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, menekankan kerja sama ini tidak hanya memastikan pasokan gas tetapi juga menjadi pendorong transisi energi bersih.
“Pupuk Indonesia tidak hanya memperkuat ketersediaan bahan baku namun juga menjadi enabler transisi energi bersih untuk mewujudkan swasembada pangan dan industri pupuk yang lebih tangguh, efisien dan berkelanjutan,” ucapnya.
(NIA DEVIYANA)