Kerja sama ini juga terkait dengan pengelolaan pakan berkualitas melalui ketersedian hijauan pakan, pengolahan pakan dan penggunaan pakan konsentrat berkualitas terjangkau.
“Pengelolaan sapi perah mandiri ini juga akan memanfaatkan teknologi untuk memantau kesehatan dan kualitas susu sapi sehingga sistem kerjanya lebih efisien,” kata Imam.
Dia menilai lini usaha baru perseroan ini tergolong menjanjikan karena produksi susu segar nasional hanya mampu menyuplai sekitar 20 persen dari kebutuhan bahan baku industri susu. “Pasalnya, jumlah sapi perah di Indonesia hanya 592 ribu ekor. Dengan asumsi per ekor menghasilkan 12 liter maka didapat 1.277 juta ton susu pertahun,” tutur Imam.
Dengan data itu, dia melihat peluang bagi penambahan pendapatan perusahaan dari lini usaha susu sapi perah. "Sebagai tahap awal, kami menginvestasikan belanja modal Rp20 miliar untuk program pengelolaan sapi perah mandiri ini,” tutur dia.
Imam berharap lini sapi perah ini mulai menyumbang pendapatan perseroan pada awal kuartal I-2026.